Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TEMAN SEJATI

Tahun ajaran baru telah dimulai. Anak – anak di penjuru negeri telah kembali ke sekolah untuk menuntut ilmu. Sebagian dari mereka resmi naik jenjang pendidikan dan akan mulai beradaptasi dengan lingkungan baru.

Kelompok pelajar yang naik jenjang memiliki tantangan tersendiri karena harus menyesuaikan diri dengan kondisi baru, termasuk teman – teman baru. Bagi seorang muslim mencari teman ini adalah urusan penting, bahkan Rasul Shalallahu Alaihi wa Sallam berpesan dalam sebuah hadits yang artinya: “Dari Abu Musa, dari Nabi Muhammad, beliau bersabda: Perumpamaan teman yang baik dengan teman yang buruk bagaikan penjual minyak wangi dengan pandai besi, ada kalanya penjual minyak wangi itu akan menghadiahkan kepadamu atau kamu membeli darinya atau kamu mendapatkan aroma wanginya. Sedangkan pandai besi ada kalanya (percikan apinya) akan membakar bajumu atau kamu akan mendapatkan aroma tidak sedap darinya.” (HR.Al-Bukhari: 5108, Muslim: 2628, Ahmad:19163)

Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa dalam hadits ini terdapat permisalan teman yang shalih dengan seorang penjual minyak wangi dan teman yang jelek dengan seorang pandai besi. Hadits ini juga menunjukkan keutamaan bergaul dengan teman shalih dan orang baik yang memiliki akhlak yang mulia. Hadits di atas mengandung faedah bahwa bergaul dengan teman yang baik akan mendapatkan dua kemungkinan yang kedua-duanya baik. Kita akan menjadi baik atau minimal kita akan memperoleh kebaikan dari yang dilakukan teman kita.

Berteman dan bersahabat merupakan bentuk interaksi sosial yang bisa mempengaruhi keadaan seseorang. Jika pertemanannya itu benar, maka akan banyak ilmu, hikmah, dan manfaat yang didapat. Namun, jika salah pertemanannya, maka kesalahan (yang diibaratkan percikan api) itu juga akan mengenainya.

Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam menjadikan teman sebagai patokan terhadap baik dan buruknya agama seseorang. Oleh sebab itu Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam memerintahkan kepada kita agar memilih teman dalam bergaul. Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda : “Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

Sesungguhnya seseorang akan mengikuti sahabat atau teman dekatnya dalam tabiat dan perilakunya. Keduanya saling terikat satu sama lain, baik dalam kebaikan maupun dalam kondisi sebaliknya.

Teman yang shalih akan senantiasa menjaga dari maksiat, dan mengajak berlomba-lomba dalam kebaikan, serta meninggalkan kejelekan. Dia juga akan senantiasa saling menjaga, bahkan akan memberi manfaat dengan kecintaanya dan doanya, baik ketika kita masih hidup maupun setelah telah tiada.

Dia akan membantu menghilangkan kesulitan karena persahabatannya dan kecintaanya kepada kita. Tidak sedikit orang yang mendapatkan manfaat maupun kebaikan disebabkan bergaul dengan teman-teman yang baik.   Paling tidak ada dua manfaat jika bersahabat dengan teman yang baik; kita akan menjadi sosok yang baik dan mendapatkan inspirasi positif dari kebaikannya.

Namun ada pula orang yang terjerumus ke dalam lubang kemaksiatan dan kesesatan karena pengaruh teman yang salah. Maka sungguh sangat sia-sia jika pertemanan tidak memberikan unsur kebaikan sama sekali

 

Berteman karena Allah

Ada banyak tipe teman, namun teman terbaik adalah Hubban lil iimaan yaitu teman yang suka MENGINGATKAN serta MENGAJAK selalu KE JALAN Allah ta’ala. Semua teman di dunia akan sirna di akhirat dan yang tersisa hanya teman Hubban lil iimaan. Teman shalih yang mengajarkan kepada kita hal-hal yang bermanfaat bagi dunia dan agama. Dia juga akan memberi nasihat, mengingatkan dari hal-hal yang membuat celaka. Senantiasa memotivasi untuk bersama – sama mentaati Allah, berbakti kepada kedua orangtua, menyambung silaturahmi, serta bersabar dengan kekurangan partnernya. Ia juga mengajak untuk berakhlak mulia baik dalam perkataan, perbuatan, maupun bersikap.

Teman yang shalih akan senantiasa menjaga dari maksiat, dan mengajak berlomba-lomba dalam kebaikan, serta meninggalkan kejelekan. Dia juga akan senantiasa saling menjaga, bahkan akan memberi manfaat dengan kecintaanya dan doanya, baik ketika kita masih hidup maupun setelah telah tiada. Teman yang saling mendoakan dalam kebaikan, baik secara terbuka maupun secara sembunyi – sembunyi.

Rasul Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya, Sesungguhnya doa seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah doa yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang akan mendoakan saudaranya ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan doanya. Tatkala dia mendoakan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata: Aamiin. Engkau akan mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi.” (HR. Muslim no. 2733)

Hubban lil iimaan adalah pertemanan dan persahabatan yang dilandaskan karena Allah, sebagaimana firman Allah ta’ala yang artinya, “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al Hujurat : 10).

Teman yang saling menguatkan dalam menjalankan kebaikan sesuai tuntunan agama islam sebagaimana Rasul Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya,“Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seperti bangunan, dimana yang satu dengan yang lain saling menguatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Teman Hubban lil iimaan inilah yang akan menjadi teman sejati dunia akhirat. Teman yang akan memberi syafaat untuk membantu masuk ke dalam surga-NYA. Rasulullah saw bersabda,

الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ

“Setiap orang akan dikumpulkan bersama orang yang ia cintai.’” (HR. Bukhari no. 6170 dan Muslim no. 2640)

Untuk memfasilitasi hal ini, Allah ta’ala memberikan keutamaan kepada seseorang untuk memberikan syafaat kepada sahabatnya yang lain, agar mereka bisa sama-sama masuk surga dan berkumpul kembali. Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda tentang syafaat antara sahabat di hari kiamat,Setelah orang-orang mukmin itu dibebaskan dari neraka, demi Allah, Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian begitu gigih dalam memohon kepada Allah untuk memperjuangkan hak untuk saudara-saudaranya yang berada di dalam neraka pada hari kiamat. Mereka memohon: Wahai Tuhan kami, mereka itu (yang tinggal di neraka) pernah berpuasa bersama kami, shalat, dan juga haji.

Dijawab: ”Keluarkan (dari neraka) orang-orang yang kalian kenal.” Hingga wajah mereka diharamkan untuk dibakar oleh api neraka.

Para mukminin inipun mengeluarkan banyak saudaranya yang telah dibakar di neraka, ada yang dibakar sampai betisnya dan ada yang sampai lututnya.

Kemudian orang mukmin itu lapor kepada Allah, ”Ya Tuhan kami, orang yang Engkau perintahkan untuk dientaskan dari neraka, sudah tidak tersisa.”

Allah berfirman, ”Kembali lagi, keluarkanlah yang masih memiliki iman seberat dinar.”

Maka dikeluarkanlah orang mukmin banyak sekali yang disiksa di neraka. Kemudian mereka melapor, ”Wahai Tuhan kami, kami tidak meninggalkan seorangpun orang yang Engkau perintahkan untuk dientas…” (HR. Muslim no. 183)

 

Khatimah

Hidup tanpa memiliki teman akan terasa kering. Islam menganjurkan untuk mencari teman yang baik agar bisa memberikan manfaat kebaikan dalam pertemanan itu.
Imam Syafii memberi nasehat, “Jika kamu memiliki sahabat yang selalu membantumu dalam ketaatan, maka genggam erat tanggannya. Karena mencari sahabat itu sulit, sedangkan meninggalkannya sangat mudah.”Sementara Hasan Al-Bashri  berkata,”Perbanyaklah berteman dengan orang-orang yang beriman. Karena mereka memiliki syafaat pada hari klamat.”

Maka bertemanlah dengan orang yang suka MENGINGATKAN serta MENGAJAK selalu KE JALAN Allah ta’ala. Wallahu a’lam bi ashowab 

Posting Komentar untuk "TEMAN SEJATI"