Anak Hebat Dunia Akhirat
Anak merupakan anugerah yang paling indah dan berharga yang
dikirimkan Allah ta’ala untuk setiap keluarga. Merekalah generasi penerus yang memerlukan
perhatian dan pendidikan dari orang tua. Dari
Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda: “Setiap
anak dilahirkan di atas fitrah (kesucian atau tauhid), maka kedua orang
tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi, sebagaimana unta
melahirkan anaknya yang sempurna. Adakah kamu melihat ada cacat pada anak unta
tersebut?' Para sahabat bertanya: 'Wahai Rasulullah, bagaimana dengan anak
kecil yang meninggal sebelum dewasa?' Rasulullah menjawab: 'Allah lebih
mengetahui apa yang akan mereka perbuat." (HR. Ibnu Hibban)
Di sisi lain H. Muhammad Faizin menyampaikan bahwa di Al-Qur’an
disebutkan lima tipe atau jenis anak. Tipikal anak yang pertama dalam Al-Qur’an
disebut sebagai Qurrata a’yun. Hal ini disebutkan dalam surat Al-Furqan
ayat 74 yang Artinya: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri
kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam
bagi orang-orang yang bertakwa” (QS Al-Furqan [25]: 74).
Qurrata a’yun adalah anak yang mampu menjadi penenang hati,
penyejuk jiwa, sekaligus ke depannya mampu menjadi pemimpin orang-orang yang
bertakwa.
Tipikal anak yang kedua adalah sebagai perhiasan. Hal itu disebutkan dalam Al-Qur’an
surat Al-Kahfi ayat 46, Artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan
kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik
pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”
Tipikal anak yang ketiga adalah bisa menjadi musuh. Allah ta’ala berfirman yang artinya: "Hai
orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada
yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika
kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. At-Taghabun [64]:
14).
Ulama menjelaskan tentang ayat bahwa sesungguhnya diantara para
istri dan anak-anak ada yang menjadi musuh yang menghalang-halangi dari jalan
Allah, dan menggembosi dari ketaatan kepada Allah.
Sejumlah fenomena viral di media belakangan ini menunjukkan
bagaiman anak menjadi musuh bagi orang tuanya. Ada anak yang tega menggugat
orang tuanya ke pengadilan karena permasalahan keluarga. Ada pula cerita anak -
anak yang rela mengirim orang tuanya ke panti jompo, bahkan berpesan pada
pengelola panti agar tidak perlu memberi kabar tentang orang tuanya walau orang
tuanya sakit atau bahkan meninggal. Sungguh fenomena miris ini telah
disampaikan Allah ta’ala dalam Al Qur’an sebagai pengingat bagi kita semua.
Tipikal anak keempat adalah sebagai fitnah atau ujian. Hal ini
termaktub dalam Al-Qur’an surat At-Taghabun ayat 15, artinya: "Sesungguhnya
hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala
yang besar."
Harta dan
anak-anak adalah bagian dari cobaan dan ujian. Terkadang mereka membawa kepada
mencari harta yang haram dan meninggalkan ketaatan kepada Allah, padahal di
sisi Allah terdapat pahala yang besar bagi orang yang mendahulukan ketaatan
kepada-Nya daripada ketaatan kepada anak-anaknya dan kesibukan dengan harta.
Dan pahala yang agung tersebut adalah Surga.
Salah satu fakta tentang hal ini dapat kita lihat pada kisah
seorang ibu di Pekanbaru yang sanggup melakukan tindak pidana korupsi hingga
milyaran rupiah demi membiayai gaya hidup anaknya yang borjuis.
Tipikal anak yang kelima adalah mereka yang menjadi penghalang dan
menjadikan orang tua lalai beribadah. Allah berfirman artinya: “Wahai
orang-orang yang beriman, janganlah harta bendamu dan anak-anakmu membuatmu
lalai dari mengingat Allah. Siapa yang berbuat demikian, mereka itulah
orang-orang yang merugi.” (QS Al-Munafiqun: 9).
Terkadang kecintaan yang berlebihan pada keluarga, khususnya pada
anak membuat hati orang tua lemah sehingga menempatkan rasa sayang yang salah
dengan membiarkan anak – anak melalaikan kewajibannya atau melakukan
kemaksiatan – kemaksiatan kecil yang berulang.
Tentu kita berharap anak – anak kita adalah anak yang tergolong
anak yang Qurrata a’yun. Anak yang menjadi penenang hati, penyejuk jiwa,
sekaligus ke depannya mampu menjadi pemimpin orang-orang yang bertakwa. Tipikal
anak ini tidak hadir ke dunia begitu saja. Namun untuk mendapatkan anak semacam
ini dibutuhkan usaha yang sungguh-sungguh dari orang tua dengan mengasuh,
mendidik, dan memberi nafkah dengan rezeki yang halal.
Allah ta’ala
mengingatkan dalam firmanya-Nya dalam surah al-Tahrim ayat
6 yang artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka
kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan."
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah ta’al memerintahkan kaum muslimin untuk mendidikan
dan melindungilah diri dari neraka dengan melaksanakan apa yang Allah
perintahkan dan meninggalkan apa yang Allah larang, serta melindungi
keluarganya (anak dan istrinya) dengan cara yang sama yakni melaksanakan
ketaatan pada Allah ta’ala dan meninggalkan larangan Allah agar terbebas dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.
Khatimah
Islam memerintahkan para orang tua untuk mendidik anak – anaknya
dengan pendidikan sebaik – baiknya sesuai tuntunan dari Allah dan Rasul-Nya. Sungguh anak
– anak adalah investasi masa depan bagi sebuah ummat. Kondisi ummat di masa
depan dapat digambarkan dengan kondisi generasi mudanya (anak – anak) di masa
kini.
Di sisi lain, anak juga merupakan “investasi akhirat” bagi para
orang tua. Sebagaimana Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda
dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah artinya: "Ketika seseorang
telah meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali 3 (perkara) : sedekah
jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang berdoa baginya."
Posting Komentar untuk "Anak Hebat Dunia Akhirat"