Kepedulian Global Ummat Islam
Nakba juga
dikenal sebagai Malapetaka Palestina, adalah penghancuran masyarakat dan
tanah air Palestina pada tahun 1948, dan pemindahan permanen sebagian besar
orang Arab Palestina.
Peristiwa Nakba
terjadi selama dan segera setelah perang Palestina 1948, termasuk 78%
dari Mandat Palestina yang dinyatakan sebagai Israel, eksodus 700.000 orang Palestina, depopulasi
terkait dan penghancuran lebih dari 500 desa Palestina dan
selanjutnya penghapusan geografis,
penyangkalan hak Palestina untuk kembali,
penciptaan pengungsi permanen Palestina dan
"penghancuran masyarakat Palestina". (wikipedia)
Sungguh
konflik di Palestina bukan satu – satunya masalah yang dihadapi kaum muslimin.
Ummat Islam di berbagai belahan bumi lain juga memiliki masalahnya sendiri.
Namun tidak berarti seorang muslim hanya sibuk dengan urusannya sendiri dan
menafikan masalah saudara – saudaranya yang seaqidah.
Agama ini
telah memerintahkan ummatnya agar saling peduli dengan urusan saudaranya sesama
muslim. Seorang muslim hendaknya tidak membiarkan saudaranya seaqidah merana
tanpa bantuan, padahal ia mampu membantu !
Rasul Shalallahu
Alaihi wa Sallam menyampaikan dalam haditsnya :
مَن لَمْ
يهتَمَّ بأمرِ المُسلِمينَ فليس منهم
“Barangsiapa yang tidak memperhatikan urusan kaum Muslimin, maka
dia bukan golongan mereka.” (HR. Thabrani)
Pada hadits
lain Rasul Shalallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda yang
artinya, Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa
yang menghilangkan kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia orang mukmin, maka
Allah akan menghilangkan kesusahan dari kesusahan-kesusahan hari kiamat.
Barangsiapa yang memberi kemudahan orang yang kesulitan (utang), maka Allah
akan memberi kemudahan baginya di dunia dan akhirat. Siapa yang menutup
aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan di akhirat.
Siapa saja yang menolong saudaranya, maka Allah akan
menolongnya sebagaimana ia menolong saudaraya. Barangsiapa yang menempuh perjalanan dalam rangka menuntut
ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga. Tidaklah berkumpul
sekelompok orang di salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah
dan saling mempelajarinya di antara mereka, melainkan akan turun kepada mereka
ketenangan, rahmat meliputinya, para malaikat mengelilinginya, dan Allah
menyanjung namanya kepada Malaikat yang ada di sisi-Nya. Barangsiapa yang
lambat amalnya, maka tidak akan bisa dikejar oleh nasabnya (garis keturunannya
yang mulia).” (HR. Muslim).
Hadits ini memberikan
beberapa pelajaran pada kita, diantaranya :
a. Siapa
yang membantu seorang muslim dalam menyelesaikan kesulitannya, maka akan dia
dapatkan pada hari kiamat sebagai tabungannya yang akan memudahkan kesulitannya
di hari yang sangat sulit tersebut.
b. Sesungguhnya
pembalasan disisi Allah ta’ala sesuai dengan jenis perbuatannya.
c. Berbuat
baik kepada makhluk merupakan cara untuk mendapatkan kecintaan Allah Ta’ala.
Situasi di Palestina, terutama di Gaza, merupakan salah satu krisis
kemanusiaan terbesar di dunia. Kekurangan air bersih, makanan, dan layanan
kesehatan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari bagi banyak warga
Palestina.
- Kekurangan Air Bersih
Gaza mengalami
krisis air bersih yang parah. Infrastruktur air yang rusak akibat konflik
membuat banyak warga tidak memiliki akses ke air minum yang layak. Air yang
tercemar menyebabkan berbagai penyakit dan memperburuk kondisi kesehatan
masyarakat.
- Akses Terbatas ke Layanan Kesehatan
Blokade yang
diberlakukan terhadap Gaza telah mengakibatkan kekurangan obat-obatan dan
peralatan medis. Rumah sakit sering kali tidak mampu menangani jumlah pasien
yang terus meningkat, terutama selama eskalasi konflik. Banyak pasien harus
menunggu lama untuk mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan.
- Krisis Pangan
Blokade dan
pembatasan pergerakan telah menyebabkan tingkat kemiskinan dan ketergantungan
pada bantuan makanan meningkat tajam. Banyak keluarga Palestina hidup dalam
kondisi kekurangan gizi yang parah, dengan anak-anak menjadi yang paling rentan
terhadap dampak negatif dari kekurangan makanan.
Membela Palestina berarti kita peduli dan berusaha untuk meringankan
penderitaan mereka yang hidup dalam kondisi yang tidak manusiawi. Selain itu
ada banyak deretan alasan lain bagi seorang muslim untuk peduli dan memikirkan
Palestina, diantaranya :
Palestina merupakan tanah yang diberkahi. Al-Quds
atau Yerusalem memiliki peran strategis di wilayah Palestina. Allah ta’ala
bahkan memberkati tanah ini dalam beberapa ayat Al-Qur’an. Allah ta’ala
berfirman yang artinya,‘’Dan Kami jadikan
antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkah kepadanya,
beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu
(jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam dan
siang hari dengan aman.’’ (Q.S. Saba: 18).
Palestina juga merupakan tempat
yang dianjurkan
untuk didatangi. Mendatangi Masjid Al-Aqsa di Al-Quds memiliki signifikansi
besar dalam Islam, sebagaimana disebutkan dalam hadis yang artinya, “Tidak ditekankan bepergiankecuali kepada tiga Masjid : Masjidil haram,
Masjid Al-Aqsa dan Masjid Nabawi.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Masjid Al
Aqsa merupakan Kiblat Pertama umat Islam. Perintah menghadap ke Masjid
Al-Aqsa dalam shalat telah berakar sejak peristiwa Isra’ dan Mi’raj Rasulullah Shalallahu
Alaihi wa Sallam pada tahun kesepuluh kenabian dan sebelum perintah menghadap
Masjidil Haram diberlakukan setelah hijrah Rasulullah Shalallahu Alaihi wa
Sallam. Masjid Al-Aqsa merupakan tempat persinggahan Isra’ dan Mi’raj
Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam. Persinggahan di Masjid Al-Aqsa bukan
suatu kebetulan, melainkan mengandung isyarat dan hikmah yang mendalam.
Dengan kata
lain mempertahankan Masjid Al Aqsa yang ada di Palestina merupakan bagian tugas
besar bagi kaum muslimin seiring dengan nilai besar masjid tersebut bagi Islam
dan kaum muslimin.
Bagi Bangsa Indonesia,
Palestina memiliki sisi historis yang patut diingat jasanya, mengingat
Palestina merupakan Negara pertama yang mengakui Indonesia Merdeka. Pada
tanggal 6 September 1944, Palestina mengakui kemerdekaan Indonesia secara de facto. Ini adalah sebuah momen penting dalam sejarah
kedua negara. Pengakuan ini disampaikan kepada dunia oleh mufti besar Palestina
bernama Syekh Muhammad Amin Al-Husaini. Momen pengakuan ini memperkuat hubungan
historis antara Palestina dan Indonesia serta memberikan dukungan moral bagi
perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Khatimah
Konflik di Palestina telah menjadi masalah internasional. Berbagai negara
telah terlibat dalam proses penyelesaian konflik di Palestina, tidak terkecuali
negara – negara dengan mayoritas penduduk non muslim.
Jika negara –
negara yang mengemban Kapitalisme, Sosialisme bahkan komunisme turut berusaha berkontribusi menyelesaikan masalah Palestina
(Walau dengan perspektif kepentingan masing – masing), maka sungguhlah terlalu
jika seorang muslim justru tidak peduli dengan masalah saudaranya yang seiman. Dari Nu'man bin Basyir semoga Allah meridhoi keduanya
berkata, bersabda Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam, “Perumpamaan
kaum Mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu,
seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh
anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur
dan demam.” (HR Al-Bukhari (no. 6011), Muslim (no. 2586) dan Ahmad
(IV/270), dari Sahabat an-Nu’man bin Basyir Radhiyallahu.
Mari kita bangun kepedulian pada saudara – saudara
sesama muslim, baik yang dekat maupun yang jauh secara geografis, termasuk pada
saudara kita di Palestina. Membantu dan mendukung mereka untuk terlepas dari
kesulitannya. Membantu sesuai kemampuan, baik harta, tenaga atau setidaknya
berupa doa. Hal tersebut mungkin tidak serta merta menyelesaikan masalah, namun
setidaknya support tersebut dapat
meringankan beban mereka sekaligus untuk mempererat tali ukhuwah Islamiyyah.
Posting Komentar untuk "Kepedulian Global Ummat Islam"