Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Persaudaraan Islam


 Syukur kehadirat Allah ta’ala yang mentakdirkan kita hadir di negeri ini. Di bumi Allah yang gemah ripah loh jinawi alias negeri yang tenteram makmur dan subur tanahnya.

Negeri ini berkontribusi besar tehadap populasi muslim dunia. Berdasarkan laporan The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC) yang bertajuk The Muslim 500: The World's 500 Most Influential Muslims 2024, Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbanyak di dunia. RISSC mencatat, jumlah populasi muslim di Indonesia mencapai 240,62 juta jiwa pada 2023. Jumlah ini setara 86,7% dari populasi nasional yang totalnya 277,53 juta jiwa.

Sungguh populasi muslim indonesia merupakan asset besar ummat. Sesuatu yang harus dijaga dan dirawat. Asset yang selayaknya bukan hanya unggul kuantitas namum juga kualitas. Jika ummat Islam bersatu niscaya akan menghasilkan sumber daya besar untuk kemajuan ummat manusia.

 

Ukhuwah Islamiyyah

Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat” (QS. al-Hujuraat: 10).

Ukhuwah adalah ikatan persaudaraan paling kuat dan paling abadi. Ukhuwah Islamiah melampaui sekat geografis, melampaui kesukuan, provinsi bahkan batas negara. Ukhuwah Islamiah tidak mengenal kasta, tak memandang rupa, bukan warna kulit yang menjadikan mulia. Ukhuwah Islamiah semata memandang manusia hanya karena kesamaan iman, disatukan kalimat Allah yang Maha Tinggi, disucikan dari ambisi duniawi; semua bersatu sebagaimana Allah perintahkan dari dunia sampai akhirat.

Ada ada beberapa hal yang dapat menguatkan Ukhuwah Islamiyyah, diantaranya :

Ta’aruf (Saling Mengenal) : ini adalah tingkatan yang paling dasar dalam ukhuwah. Adanya interaksi dapat lebih mengenal karakter individu

Tafahum (Saling Memahami) : proses ini berjalan secara alami. Seperti bagaimana kita memahami kekurangan dan kelebihan saudara kita.

Ta’awun (Saling Menolong) : lahir dari proses tafahum tadi. Ta’awun dapat dilakukan dengan hati (saling mendo’akan), pemikiran (berdiskusi dan saling menasehati), dan amal ( saling Bantu membantu).

Takaful (Saling Menanggung) : rasa sedih dan senang diselesaikan bersama. Ketika ada saudara yang mempunyai masalah, maka kita ikut menanggung dan menyelesaikan masalahnya tersebut.

Itsar (Mendahulukan orang lain daripada diri sendiri): ini adalah tingkatan tertinggi dalam ukhuwah.

Namun begitu ada pula perbuatan yang dapat menyebabkan retaknya Ukhuwah Islamiyyah sebagaimana diingatkan Rasul Shalallahu Alaihi wa Sallam dalam hadits dari Abu Hurairah berkata, bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah mencari-cari isu; janganlah mencari-cari kesalahan; janganlah saling bersaing; janganlah saling mendengki; janganlah saling memarahi; dan janganlah saling membelakangi (memusuhi). Akan tetapi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara" (HR. Muslim, Hadits No. 4646).

Hadits ini memberi pelajaran bahwa ada perbuatan yang harus dihindari dalam hubungan dengan sesama muslim, yakni :

1. Zhan

 Zhan adalah prasangka buruk, yaitu berprasangka negatif atas sesuatu yang terdapat pada saudaranya. Dan prasangka buruk adalah sumber dari segala bentuk keretakan ukhuwah islamiah, maka harus dihindari sejauhnya. Jika pun ada sesuatu yang tidak disukai dari saudaranya, maka hendaknya tabayyun atau diajak diskusi, hingga tidak menjadi dosa. Allah ta’ala berfirman :

 “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain” (TQS. Al Hujurat, 49: 12).

2. Tahassus dan tajassus

 Tahassus yaitu saling mencari-cari aib atau isu yang sedang menimpa saudaranya sesama muslim, yang sebenarnya bukan menjadi urusannya. Tajassus yaitu sifat negatif dimana seseorang suka mencari-cari kesalahan yang dilakukan oleh orang lain sesama muslim.

3. Tanafus dan tahasud

 Tanafus yaitu saling bersaing dan tak suka jika saudaranya dapat yang lebih baik darinya. Tahasud yaitu saling hasad (saling dengki), senang malihat orang susah dan susah melihat orang senang. Allah ta’ala berfirman :

 “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (TQS. an Nisa’: 32).

4. Tabaghud dan tadabur

 Tabaghud yaitu saling marah. Tadabur yaitu saling membelakangi. Allah ta’ala berfirman:

 “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (TQS. Ali Imran, 3: 134).

5. Pembicaraan rahasia

Allah ta’ala berfirman :“Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari syaitan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedang pembicaraan itu tiadalah memberi mudharat sedikitpun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allah-lah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakkal.” (TQS. Al Hujurat : 10)

Imam ibnu Katsir menjelaskan 

Yakni sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah pembicaraan yang dilakukan dengan bisik-bisik yang tujuannya ialah untuk membuat hati orang mukmin tidak enak, bahwa dirinya sedang dalam bahaya.

6. Tidak berpegang teguh dengan adab berbicara dalam Islam

Allah ta’ala berfirman :“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: ”Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia” (TQS. Al-Isra’: 53).

Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, menjelaskan tentang ayat ini bahwa Allah memerintahkan rasul-Nya untuk mengajarkan orang-orang beriman adab berbicara dengan orang lain: Hendaklah mereka berkata dalam percakapan dan perbincangan mereka dengan perkataan yang baik, jika tidak maka setan akan menimbulkan permusuhan di antara mereka. Sungguh setan adalah musuh yang sangat jelas permusuhannya.

7. Ghibah dan saling memanggil dengan panggilan yang buruk

Allah ta’ala berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (TQS. Al-Hujurat, 49 :12).

Sungguh semua muslim adalah saudara. Mereka bisa jadi berbeda pendapat, berbeda pilihan, berbeda kelompok, namun hendaknya perbedaan tersebut tidak meretakkan hubungan persaudaraan berdasarkan aqidah, karena ukhuwah islamiyyah lebih kuat dari persaudaraan sedarah. Ia lebih kuat dari persaudaraan karena apa pun, ia lebih mulia dari ikatan apa pun karena ia diikat dengan perintah Allah ta’ala.

Wallahu a’lam bi ashowab

Posting Komentar untuk "Persaudaraan Islam"