Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TAKWA

 Alhamdulillah Syukur kehadirat Allah ta’ala karena akhirnya Dia telah menetapkan kita semua untuk menemui Bulan Ramadhan 1445 H. Setelah setahun penantian dan dua bulan berdoa akhirnya kaum muslimin di seluruh penjuru bumi memasuki Bulan Ramadhan untuk melaksanakan ibadah puasa wajib di Bulan Ramadhan.

Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah 183)

Ayat di atas merupakan dalil utama perintah berpuasa di Bulan Ramadhan, yang mana tujuan berpuasa itu adalah untuk mencapai derajat taqwa. Apakah taqwa itu ? Dalam Al-Qur’an kata ini disebut 258 kali dalam berbagai bentuk dan dalam konteks yang bermacam-macam.

Imam Asy-Syaukani menjelaskan bahwa Taqwa adalah puncak dari segala sesuatu dari tujuan amal kebaikan yang dilakukan oleh manusia. Sedangkan Imam An-Nawawi mendenifisikan taqwa dengan “Menta’ati perintah dan larangan-Nya”.

Ali bin abi Thalib radhiyallahu anhu menyampaikan Taqwa adalah takut kepada Allah, beramal sesuai yang diturunkan (Al-Qur’an dan As-sunnah), menerima dengan yang sedikit dan selalu senantiasa bersiap-siap menempuh untuk  hari perjalanan menghadap Allah.

Adapun  Umar bin Khaththab pernah bertanya kepada Ubay bin Ka’ab mengenai taqwa. Lalu Ubay bertanya kepadanya: “Apakah engkau pernah melewati jalan berduri?” Umar menjawab: “Ya” Ubay bertanya lagi: “Lalu apa yang engkau lakukan?” Umar menjawab: “Aku akan berusaha keras dan bersungguh-sungguh untuk menghindarinya.” Lalu Ubay mengatakan: “Itulah taqwa.”

Umar bin abdul Aziz  ra juga memberikan makna taqwa dengan penjelasan “ketaqwaan kepada Allah bukanlah terletak pada puasanya seseorang di siang hari dan shalatnya ditengah malam maupun hal –hal yang dia kerjakan di waktu – waktu itu, akan tetapi ketaqwaan kepada Allah terletak pada meninggalkan apa-apa yang diharamkan Allah dan mengerjakan semua kewajiban-kewajiban yang Allah perintahkan dan barang siapa yang telah diberi rezeqi sesudah itu maka itu merupakan kebaikan menuju kebaikan.”

Maka secara umum taqwa dapat diterjemahkan melaksanakan perintah dan meninggalkan perbuatan yang dilarang Allah ta’ala. Prinsip taqwa berusaha menghindar, menjauhi diri dari setiap perbuatan yang dilarang Allah karena ketaatan kepada-Nya. Ibadah puasa di bulan suci Ramadhan bagi umat Islam adalah salah satu sarana menumbuhkan taqwa.

Ketaqwaan bagi umat Islam adalah ukuran kehormatan seseorang di hadapan Allah ta’ala sebagaimana firmanNya,“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah Ta’ala ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Ta’ala Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Terj. QS al-Hujurat: 13)

Allah Ta’ala menjelaskan tentang hakekat taqwa, sebagaimana firman-Nya :

 “Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (Ter. QS. Al-Baqarah:177)

 

Ayat di atas menjelaskan ciri orang yang bertaqwa, bahwa ia adalah orang yang

1.    Beriman kepada Allah

2.    Beriman pada Hari Akhir

3.    Beriman pada Malaikat – malaikat Allah

4.    Beriman pada Kitab Allah  serta

5.    Beriman pada Nabi dan Rasul Allah

Lima hal yang pertama dan utama menjelaskan aspek taqwa yakni adanya keyakinan atau Aqidah. Selanjutnya ciri lain orang yang bertaqwa adalah memiliki kepedulian dan kepekaan sosial (hablum min an naas) sebagaimana ayat di atas menyebutkan bahwa orang bertaqwa memberikan harta yang dicitainya pada

1.      Kerabat

2.      Anak yatim

3.      Orang-orang miskin

4.      Orang-orang yang dalam perjalanan (musafir)

5.      Peminta-minta

6.      Untuk memerdekakan hamba sahaya

Di sisi lain orang yang bertaqwa juga melaksanakan ibadah hablum min Allah, yakni

1.      Melakukan shalat

2.      Menunaikan zakat

3.      Menepati janji apabila berjanji, dan

4.      Orang yang sabar

Sungguh Allah Ta’ala tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang bertaqwa. Seseorang yang bertaqwa kepada Allah Ta’ala akan dapat memetik buahnya, baik di dunia maupun di akhirat, diantaranya :

Mendapatkan sikap Furqan,  yaitu kemampuan membedakan antara yang haq dan bathil. Sebagaimana firman Allah swt yang artinya,” “Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan membedakan antara yang hak dan batil) kepadamu dan menghapus segala kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)mu”. (QS. Al-Anfal:29)

Mendapatkan limpahan berkah dari langit dan bumi. Allah swt berfirman yang artinya,” Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raf: 96)

Mendapatkan jalan keluar dari kesulitan, Firman Allah swtBarangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya,” (Terjemah QS. At-Thalaq: 2)

Menerima penghapusan dan pengampunan dosa serta mendapatkan pahala yang besar, nikmat akherat yang akan diperoleh bagi orang-orang yang bertaqwa. Sebagaimana janji Allah swt yang artinya,“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan membedakan antara yang hak dan batil) kepadamu dan menghapus segala kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)mu”. (QS. Al-Anfal:29)

Taqwa tidak melihat seseorang itu dari status sosial, jenis kelamin, bangsa dan Negara, warna kulit, ningrat ataupun budak akan tetapi gelar taqwa dapat diperoleh siapa saja yang bersungguh-sungguh untuk mendapatkanya. Sebagaimana Allah ta’ala berfirman : “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah Menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami Jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.” (Terj. QS. Al-Hujurat : 13)

 Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda yang artinya : “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh dan rupa kalian, akan tetapi Allah melihat kepada hati kalian.” (seraya mengisyaratkan telunjuknya ke dada beliau). ( HR. Muslim )

Sungguh banyak orang yang terkenal di bumi, tapi tidak dikenal di langit dan betapa banyak orang yang tidak dikenal di bumi, tapi dikenal di langit. Tolak ukurnya adalah ketaqwaan bukan kekuatan “Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Semoga puasa tahun ini menjadi washillah bagi kita untuk meraih derajat taqwa. Aamiin ya rabbal alamin.

Posting Komentar untuk "TAKWA"