Pendidikan Berdasar Akidah Islam
Betapa
sulitnya mendidik generasi zaman sekarang. Tutur kata tidak lagi menunjukkan
penghormatan kepada guru. Berani melawan hingga tega membunuh sang guru ketika
diingatkan atau dinasihati. Guru seakan serba salah, bersikap tegas sesuai
aturan dianggap abai tehadap hak asasi, namun saat longgar dengan aturan siswa
menjadi tidak terkendali. Pada akhirnya, guru sekadar mengajar, bukan
mendidik karena sudah dirundung keputusasaan.
Di sisi lain kasus guru dianiaya siswanya sama banyaknya
dengan kasus siswa yang dianiaya gurunya. Belum lagi maraknya praktik
perundungan di sekolah. Beragam kasus kekerasan fisik maupun
verbal yang terjadi di seputar dunia pendidikan menjadi PR besar bagi negeri
ini. Saatnya kita mulai merenung, instrospeksi diri untuk mencari solusi.
Pendidikan
dalam Islam
Bagi seorang muslim menuntut ilmu adalah salah satu
kewajiban dan termasuk bagian ibadah ghairu mahdoh. Perintah untuk
mencari ilmu sudah maklum diketahui oleh umat Islam. Beberapa diantaraya adalah
ayat-ayat berikut:
يَرْفَعِ اللهُ
الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ
بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang
yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang berilmu. Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu yang kalian tahu” (QS. Al-Mujadalah: 11).
شَهِدَ اللهُ
أَنَّهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا
بِالْقِسْطِ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Allah menyaksikan bahwa tiada Tuhan selain Dia,
berikut malaikat, dan orang-orang berilmu seraya menegakkan keadilan. Tiada
Tuhan selain Dia Yang Maha Perkasa nan Bijaksana” (QS. Ali Imran: 18).
إِنَّمَا
يَخْشَى اللهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya hanya ulama lah yang takut kepada Allah
dari golongan hamba-Nya” (QS. Fathir: 28).
Ayat-ayat di atas didukung oleh hadis Rasulullah Shalallahu
Alaihi wa Sallam, di antaranya :
مَنْ يُرِدِ
اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya,
niscaya Allah pahamkan dia dalam urusan agama” (HR. Al-Bukhari No. 71).
طَلَبُ
الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Mencari ilmu sangatlah diwajibkan bagi setiap muslim”
(HR. Al-Baihaqi No. 1547).
اغْدُ
عَالِمًا، أَوْ مُتَعَلِّمًا، أَوْ مُسْتَمِعًا، أَوْ مُحِبًّا، وَلَا تَكُنِ
الْخَامِسَةَ فَتَهْلِكَ
“Jadilah orang alim, pelajar, pendengar, atau pecinta
ilmu. Jangan menjadi yang kelima (selain yang disebutkan), niscaya engkau akan
hancur” (HR. Ath-Thabrani No. 5171).
Dengan demikian, seiring banyaknya dalil yang mengarah
pada perintah manusia untuk berilmu, niscaya ilmu menjadi sebuah kebutuhan yang
sangat urgen dimiliki oleh manusia.
Islam bukan hanya memberi perintah namun juga memberi panduan pelaksanaan pada
ummatnya.
Perintah sholat diiringi pelajaran tata cara sholat.
Perintah Haji disertai dengan adanya syarat, rukun dan sahnya ibadah haji.
Perintah menunaikan zakat juga diatur dalam fiqh zakat. Pun demikian dalam
kewajiban menuntut ilmu, Islam memberikan pedoman bagi manusia sebagai titian
untuk menunaikan kewajiban. Bukan sekedar mencari ilmu yang hasilnya justru
kontaproduktif bagi kehidupan manusia.
Secara umum, ada dua tujuan pokok
pendidikan Islam, yakni :
Pertama, membangun
kepribadian islami, yakni pola pikir (aqliyah) dan jiwa (nafsiyah). Keharusan
ini karena akidah Islam adalah asas kehidupan setiap muslim sehingga harus
dijadikan asas berpikir dan berkecenderungan.
Terdapat
banyak ayat Al-Qur’an dan hadis penggugah berpikir sebagai buah keimanan kepada
Allah ta’ala. Misal, QS Ali Imran ayat 191, “Dan mereka berpikir tentang
penciptaan langit dan bumi.”
Kedua, mempersiapkan
anak-anak kaum muslim agar di antara mereka menjadi para ulama yang ahli di
setiap aspek kehidupan, baik ilmu-ilmu keislaman maupun berbagai bidang sains.
Akidah Islam
menjadi satu-satunya asas landasan dibangunnya sebuah metode pendidikan, baik
dalam pelajaran ataupun pembelajaran. Hal itu tiada lain karena akidah inilah
yang menjadi asas pemikiran. Akidah harus menjadi yang pertama dan utama
kemudian baru membangun maklumat dan ide-ide di atasnya.
Akidah
sekuler yang memisahkan agama dengan kehidupan terbukti telah gagal menjadi
pegangan hidup manusia. Sekulerisme mengajarkan manusia menanggalkan agama dan
tauhidnya dalam menjalani kehidupan publik dan hanya menjadikan agama di ruang
privat. Akibatnya manusia kehilangan arah saat menjalani kehidupan di tengah
masyarakat.
Sekulerisme
menjadikan materi (kapital) dan manfaat sebagai ukuran keberhasilan. Para murid
sekolah dengan tujuan mendapat pekerjaan, guru menjadikan tugas mengajar hanya
sebatas profesionalisme kerja, dan para orang tua pun lebih bangga dengan nilai
akademik dibanding perkembangan akhlaq putra – putrinya, bahkan terkadang tidak
mau tahu bagaiman nilai tersebut di dapat. Orang tua juga tidak jarang rela
membantu putranya dengan cara yang tidak halal untuk masuk ke sekolah favorit
atau untuk mendapatkan pekerjaan tertentu.
Pemikiran sekuler
yang menjadikan kapital (harta) sebagai kemulian tertinggi menjadi penyebab
utama berbagai masalah dalam dunia pendidikan. Melalaikan aturan Allah ta’ala
demi manfaat materi dunia. Saatnya pemikiran ini ditinggalkan oleh kaum
muslimin, kembali menjadikan akidah Islam sebagai dasar kehidupan termasuk
dalam urusan menuntut ilmu.
Sungguh Allah
ta’ala menjanjikan banyak kemulian bagi orang – orang beriman yang menuntut
ilmu karena landasan iman. Allah ta’ala berfirman :
يَرْفَعِ اللهُ
الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ
بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang
yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang berilmu. Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu yang kalian tahu” (QS. Al-Mujadalah: 11).
Rasul Shalallahu Alaihi wa Sallam juga
bersabda,
مَنْ سلَكَ
طَرِيْقاً يَطْلُبُ فِيْهِ عِلْماً سَلَكَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهِ طَرِيْقاً
مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang menempuh jalan pencari ilmu, niscaya
Allah bentangkan jalan untuknya berupa jalan surga” (HR. Abu Dawud No. 3641).
Khatimah
Peradaban
Islam yang membangun pendidikan berdasarkan akidah Islam telah banyak
melahirkan cendekiawan dan ilmuwan yang ahli berbagai bidang. Semisal Al
Khawarizmi, seorang ahli matematika, dikenal Barat dengan Algebra atau Aljabar.
Dengan kecerdasannya, beliau merumuskan hitungan matematika jauh lebih mudah
dengan angka nol ketika peradaban Romawi masih menggunakan angka romawi yang
susah dipelajari.
Seorang ahli
kimia, Jabir Ibnu Hayyan atau dikenal dengan nama Ibnu Geber, rumusan beliau
menjadi dasar bagi ilmuwan Barat di bidang kimia. Bapak kedokteran dunia, Ibnu
Sina atau dikenal Avicenna, Ibnu Rusyd, Al-Farabi, dan lainnya menjadi bukti
bahwa ulama pada masa peradaban Islam tidak hanya lihai dalam ilmu agama, namun
juga menguasai ilmu umum, sains dan teknologi.
Posting Komentar untuk "Pendidikan Berdasar Akidah Islam"