Amalan Khas
Satu pekan ke depan Insya Allah Kaum Muslimin akan memasuki Bulan Dzulhijjah 1445H. Bulan terakhir dari dua belas Bulan di tahun Hijriah. Bulan yang memiliki sejumlah keutamaan serta ibadah – ibadah khas.
Alah
ta’ala berfirman yang artinya,“Demi fajar, dan malam
yang sepuluh” (QS. Al Fajr: 1-2)
Para ulama berbeda
pendapat dalam menentukan 10 malam yang dimaksud oleh Allah dalam ayat
tersebut. Penafsiran para ulama ahli tafsir mengerucut kepada 3 pendapat:
Yang pertama: 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.
Yang kedua: 10 malam terakhir bulan Ramadhan.
Yang ketiga: 10 hari pertama bulan Al Muharram.
Namun jumhur ulama memilih pendapat bahwa yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah 10 hari pertama (siang hari)
di Bulan dzulhijjah.
Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan,”Ini menunjukkan bahwa
sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan menjadi lebih utama karena adanya
laitatul Qadr, dan lailatul Qadr ini merupakan bagian dari waktu-waktu
malamnya. Sedangkan sepuluh hari Dzulhijjah mejadi lebih utama karena
hari-harinya (siangnya), karena didalamnya terdapat yaumun Nahr (hari
berkurban), hari ‘Arafah dan hari Tarwiyah (hari ke delapan Dzulhijjah).
Hari-hari
pertama bulan Dzulhijjah memiliki keutamaan yang luar biasa. Di antara
keutamaannya adalah bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Tidak ada hari dimana suatu amal shalih lebih dicintai Allah
melebihi amal shalih yang dilakukan di sepuluh hari ini (sepuluh hari pertama
Dzulhijjah). Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah termasuk lebih utama dari
jihad fii sabilillah? Nabi Shalallahu Alaihi Wasalam menjawab “ termasuk lebih
utama disbanding jihad fi sabilillah. Kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan
hartanya (ke medan jihad), dan tidak ada satupun yang kembali (mati dan
hartanya diambil musuh).“ (HR. Ahmad, Bukhari dan Turmudzi)
Keutamaan ini
menunjukkan bahwa Allah memberikan nilai yang tinggi kepada amal shalih yang
dilakukan selama 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Maka diserukan pada siang
hari sepuluh hari pertama di bulan dzulhijjah untuk banyak melakukan ibadah,
sebagaimana kaum muslimin banyak melakukan ibadah pada sepuluh (malam) terakhir
di Bulan Ramadhan. Sejumlah amal yang disarankan antara lain :
Menunaikan Ibadah Haji
dan Umroh
Ibadah haji merupakan
salah satu ibadah dari rukun Islam yang kelima, dan wajib dikerjakan oleh
setiap muslim bagi yang mampu mengerjakan baik secara finansial maupun fisik.
Berpuasa
Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam, beliau
bersabda: “Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain
sepuluh hari pertama bulan Dzul Hijjah; satu hari berpuasa di dalamnya setara
dengan setahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan
shalat pada malam Lailatul Qadar”. (HR. Tirmidzi)
Jika sulit
berpuasa pada sepuluh hari pertama Bulan Dzulhijjah, maka setidaknya berpuasa
sunah pada tanggal 9 dzulhijjah atau yang biasa dikenal sebagai puasa arafah. Pahala
puasa Arafah (9 Dzulhijjah) lebih afdhal daripada pahala puasa Asyura (10 Al
Muharram). Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Puasa Asyura dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu, dan puasa
Arafah itu dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, setahun yang lalu dan
setahun yang akan datang.” (HR. An Nasaa’i)
Berqurban
Udhiyah atau
menyembelih hewan qurban disyariatkan oleh Allah ta’ala sebagaimana firman
Allah dalam surat al-kautasar [108]: 2 “Dirikanlah shalat dan
berqurbanlah (an-nahr).
Jumhur ulama
menafsirkan ayat tersebut dengan “Berqurbanlah pada hari Idul Adha (yaum
an-Nahr). Udhiyah merupakan bentuk rasa cinta dan ketaqwaan seorang
muslim kepada Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman yang artinya,“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat
mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat
mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu
mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira
kepada orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al-Hajj [22]: 37)
Rasul Shalallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda yang artinya,“Tidak ada amalan yang dikerjakan
anak Adam ketika hari (raya) kurban yang lebih dicintai oleh Allah ‘Azza Wa
Jalla dari mengalirkan darah, sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang
dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya dan bulu-bulunya. Dan sesungguhnya darah
tersebut akan sampai kepada Allah ‘Azza Wa Jalla sebelum jatuh ke tanah, maka
perbaguslah jiwa kalian dengannya.” (HR.
Ibnu Majah, At-Tirmidzi, Al-Hakim)
Perbanyak Dzikir,
Takbir dan Tahlil
Takbir atau mengumandangkan kalimat Allah khususnya kata ‘Allahu Akbar’.
Menegaskan kepada diri sendiri atau siapapun yang mendengarnya, bahwa
sesungguhnya Allah ialah Tuhan Yang Maha Besar. Sebagai bentuk memuliakanNya. Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda yang
artinya, “Tidak ada amal yang
dilakukan di hari yang lebih agung dan lebih dicintai Allah melebihi amal yang
dilakukan pada tanggal 1 – 10 dzulhijjah. Oleh karena itu perbanyaklah membaca
tahlil, takbir, dan tahmid pada hari itu.”(HR. Ahmad)
Terdapat dua jenis takbir, yaitu takbir muthlaq dan takbir muqayyad. Takbir
muthlaq dilakukan pada setiap saat, siang ataupun malam hingga waktu shalat ied
tiba. Takbir muqayyad dilakukan setiap selesai shalat fardhu lima waktu yang
dilaksanakan secara berjamaah, dimulai dari matahari terbit di Hari Arafah
hinggal Shalat Ashar pada Hari Tasyrik.
Selain takbir, bentuk memuliakan Allah juga dapat dijalankan dengan
berzikir. Yaitu pujian untuk mengingat Allah Ta’ala. Bacaan zikir yang paling
utama adalah ‘Laa Ilaaha Illallaah’ yang artinya ‘tiada Tuhan selain Allah’.
Sedangkan doa yang paling utama adalah ‘Alhamdulillah’, yang artinya ‘Segala
Puji Bagi Allah’. Ibnu ‘Abbas berkata, “Berdzikirlah kalian pada Allah di
hari-hari yang ditentukan yaitu 10 hari pertama Dzulhijah dan juga pada
hari-hari tasyriq.”
Berbuat
Kebaikan dan Bersedekah
Rasul Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda yang
artinya,“Ada dua bulan yang pahala amalnya tidak pernah berkurang, kedua
bulan itu adalah bulan id: bulan Ramadhan dan bulan Dzulhijjah.” (HR. Al Bukhari
& Muslim).
Pahala selama Bulan Dzulhijjah tidak pernah berkurang, sayang bila
dilewatkan tanpa melakukan hal kebaikan. Kebaikan dapat dilakukan dalam
berbagai bentuk, seperti membantu seseorang yang sedang membutuhkan
pertolongan, atau bersedekah.
Tidak Memotong
Kuku dan Rambut
Rasul Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda yang
artinya, “Jika masuk bulan Dzulhijjah dan salah seorang dari kalian ingin
menyembelih kurban, maka hendaklah ia tidak memotong sedikitpun dari rambut dan
kukunya.” (H.R. Muslim).
Bagi sahabat yang hendak berkurban disunnahkan untuk tidak memotong kuku
dan rambut. Sampai setelah hewan kurban telah disembelih, boleh memotong kuku
ataupun mencukur rambut.
Melaksanakan
Shalat Idul Adha dan Mendengarkan Khutbah
Amalan istimewa saat Bulan Dzulhijjah yang tak boleh terlewat adalah Shalat
Idul Adha. Shalat sunnah yang dilakukan satu tahun sekali. Salah satu rukun
yang menjadikan shalat Idul Adha sah adalah mendengarkan khotbah. Jadi pastikan
setelah sholat ied mendengar khotbah sampai selesai.
Khatimah
Planning seorang
muslim idealnya sesuai hukum syara. Jika mendengarkan adzan maka hendaknya ia
bersiap menegakkan sholat. Saat memasuki bulan sya’ban, ummat islam mulai
banyak berdoa dan mempersiapkan diri untuk beramal di Bulan Ramadhan. Maka
ketika hendak memasuki bulan – bulan lain hendaknya ia juga mempersiapkan diri
dan menyusun rencana untuk beribadah, khususnya ibadah – ibadah yang hanya ada di bulan tersebut.
Sebagaimana di Bulan Dzulhijjah terdapat beberapa amalan khas yang hanya dapat
dilaksanakan di bulan ini.
Posting Komentar untuk "Amalan Khas"