Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Best Moment in Dzulhijjah

Hari Rabu pekan ini Kaum Muslimin telah memasuki bulan Dzulhijjah 1446 H. Dzulhijjah termasuk dalam bulan mulia dalam agama Islam (asyhurul hurum), selain Dzulqa’dah, Muharram dan Rajab. Disebut bulan mulia karena apabila melakukan maksiat akan mendapatkan siksaan yang lebih berat, dan jika melakukan ketaatan maka akan mendapatkan banyak pahala.

Ada momen terbaik di Bulan Dzulhijjah yang perlu kita perhatikan karena pada momen tersebut tercurah banyak rahmat Allah ta’ala.

firman-Nya  وَالْفَجْرِ (1) وَلَيَالٍ عَشْرٍ (2) وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ (3) (سورة الفجر:)  

Artinya: Demi waktu fajar. Demi sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah, demi hari arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) dan demi hari raya Kurban (QS al-Fajr: 1-3).

Para ulama tafsir seperti Ibnu Katsir dan Al-Qurthubi menyepakati bahwa sepuluh malam yang dimaksud dalam ayat ini adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Ini menunjukkan betapa besar keutamaan dan keberkahan yang terkandung di dalamnya.

Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda yang Artinya:“Tidak ada hari yang amal saleh di dalamnya lebih dicintai oleh Allah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama daripada jihad di jalan Allah?" Rasulullah menjawab, “Termasuk lebih utama dibandingkan jihad di jalan Allah kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan sesuatu apapun dari jiwa dan hartanya karena ia mati syahid di medan jihad” (HR al-Bukhari, Ahmad, at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Kedua nash tersebut menggambarkan betapa utamanya 10 hari pertama di Bulan Dzulhijjah. Bahkan para ulama menjelaskan bahwa malam yang utama adalah 10 malam terakhir Bulan Ramadhan, dan siang yang utama adalah 10 hari pertama Bulan Dzulhijjah. Oleh karena itu kaum muslimin diserukan memanfaatkan momen terbaik ini dengan amal ibadah yang optimal.

Rasul Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya, ”Beramal saleh di saat sepuluh hari pertama merupakan amal yang sangat disukai oleh Allah” (HR Imam Ahmad). 

Bagi yang mendapatkan kesempatan, melaksanakan ibadah haji dan umrah pada hari-hari ini amalan yang paling utama di bulan Dzulhijjah. Puncak ibadah haji terjadi pada hari kesembilan: Wukuf di Arafah.

Bagi yang belum berkesempatan melaksanakan ibadah haji atau umrah disunahkan untuk berpuasa pada tanggal 1-9 Dzulhijjah.  Jika pun seorang muslim belum mampu menjalankan puasa sunah secara terus menerus pada 9 hari pertama bulan dzulhijjah maka hendaknya ia memberi perhatian khusus pada tanggal 8 dan 9 dzulhijjah karena disunahkan melaksanakan ibadah puasa sunah tarwiyah dan arafah.

Puasa Tarwiyah adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah. Puasa ini disunnahkan bagi umat Muslim yang tidak melaksanakan ibadah haji, karena pada hari tersebut jamaah haji sedang melaksanakan salah satu rangkaian puncak ibadah haji, yaitu Tarwiyah, aktivitas menginap (mabit) di Mina pada 8 Dzulhijjah, sebelum wukuf di Padang Arafah.

Keutamaan puasa tarwiyah salah satunya adalah dapat menghapus dosa selama satu tahun. Dalam sebuah hadits disebutkan Artinya, “Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun,” (HR Abus Syekh Al-Ishfahani dan Ibnun Najar).

Sedangkan puasa Arafah, puasa yang dilaksanakan bersamaan saat para jamaah haji sedang melakukan wukuf di Padang Arafah. Waktu puasa tanggal 9 Dzulhijjah atau satu hari menjelang Idul Adha, dianjurkan bagi mereka yang tidak menjalankan ibadah haji. Untuk jamaah haji tidak disunahkan berpuasa Arafah.

Bagi yang menjalankan puasa Arafah akan dihapuskan dosa selama dua tahun, yakni dosa-dosa kecil. Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya : "Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lalu dan akan datang. Dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharam) menghapus dosa setahun yang lalu," (HR Muslim no.1162)

Selain itu, orang yang menjalankan puasa Arafah akan dibebaskan dari segala macam siksa neraka. "Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba-hamba dari api neraka, lebih banyak daripada pada Hari Arafah," (HR Muslim).

Pada hadits lain disebutkan dari Abi Qatadah, berkata suatu ketika Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam ditanya,” Bagaimana pendapatmu wahai Nabi mengenai puasa hari Arafah? Nabi menjawab,” Puasa tersebut akan melebur dosa yang lampau maupun akan datang” (HR. Imam Muslim).

Hari Arafah juga adalah hari mustajabnya doa sebagaimana disabdakan oleh Baginda Nabi yang  artinya: “Doa yang paling utama adalah doa pada hari Arafah dan sebaik-baik yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan adalah kalimat tauhid, yaitu   ‏لَا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ

Amal ibadah lain yang disunnahkan pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah adalah memperbanyak dzikir (tahlil, tahmid, dan takbir). Hal itu sebagaimana dijelaskan dalam hadits artinya: “Dari Ibnu Umar dari Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Sepuluh hari pertama dalam Dzulhijjah merupakan hari yang sangat diagungkan dan disenangi oleh Allah, karenanya perbanyak ucapan tahlil, takbir, tahmid.” (HR Imam Ahmad). 

Kaum muslimin juga dapat melakukan kebaikan – kebaikan lain dalam agama ini dalam sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Rasul Shalallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda yang artinya:“Sepuluh hari pertama dalam Dzulhijjah merupakan hari yang sangat disenangi oleh Allah, karenanya beribadahlah pada-Nya, dirikanlah puasa dan hidupkanlah malam seperti menghidupi Lailatul Qadar” (HR Imam Tirmidzi). 

Khusus pada tanggal 10 Dzulhijjah, saat Hari Raya Idul Adha tiba, ada beberapa sunah yang perlu diperhatikan diantaranya :

1.      Menghidupkan Malam Idul Adha dengan takbir, dzikir, shalawat ataupun shalat malam.

2.      Mandi Sebelum Shalat Ied

3.      Memakai Pakaian Terbaik dan Wewangian saat hendak melaksanakan shalat ied

4.      Tidak Makan Sebelum Shalat Ied

5.      Berangkat ke Tempat Shalat dengan Berjalan Kaki

6.      Mengumandangkan Takbir

7.      Menyembelih Hewan Qurban

Menyembelih hewan qurban adalah amalan utama pada Idul Adha. Bagi yang mampu, dianjurkan untuk melaksanakan ibadah qurban sebagai bentuk ketaatan dan kepedulian sosial. Bagi yang akan berkurban, disunnahkan mulai awal Dzulhijjah sampai dengan hewan kurbannya disembelih untuk tidak memotong rambut dan kukunya sebagaimana hal itu dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

8.      Memperbanyak do’a

Malam Hari Raya  Idul Adha juga adalah salah satu malam yang mustajab untuk memanjatkan doa kepada Allah ta’ala sebagaiman ditegaskan oleh Imam Syafi’i dalam kitab al-Umm yang artinya: Telah sampai berita pada kami bahwa dulu pernah dikatakan, "Sesunguhnya doa dikabulkan pada lima malam, yaitu malam Jum'at, malam Hari Raya Idul Adlha, malam Hari Raya Idul Fithri, malam pertama bulan Rajab dan malam nishfu Sya'ban.

 

Khatimah

Sepuluh hari pertama Dzulhijjah adalah momen yang sangat berharga dalam kalender Islam. Umat Islam dianjurkan untuk memanfaatkan hari-hari ini dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan amal ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Keutamaan dan keberkahan yang terkandung dalam sepuluh hari awal Dzulhijjah merupakan kesempatan yang luar biasa untuk memperbaiki diri, meningkatkan ibadah, dan meraih keridhaan dari Allah Ta’ala.

Wallahu a’lam bi ashowab

Posting Komentar untuk "Best Moment in Dzulhijjah"