Best Moment in Dzulhijjah
Ada
momen terbaik di Bulan Dzulhijjah yang perlu kita perhatikan karena pada momen
tersebut tercurah banyak rahmat Allah ta’ala.
firman-Nya وَالْفَجْرِ (1)
وَلَيَالٍ عَشْرٍ (2) وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ (3) (سورة الفجر:)
Artinya:
Demi waktu fajar. Demi sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah, demi hari
arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) dan demi hari raya Kurban (QS al-Fajr: 1-3).
Para ulama tafsir seperti Ibnu Katsir dan Al-Qurthubi
menyepakati bahwa sepuluh malam yang dimaksud dalam ayat ini adalah sepuluh
hari pertama bulan Dzulhijjah. Ini menunjukkan betapa besar keutamaan dan
keberkahan yang terkandung di dalamnya.
Rasulullah Shalallahu
Alaihi wa Sallam juga bersabda yang Artinya:“Tidak ada hari yang amal saleh
di dalamnya lebih dicintai oleh Allah selain sepuluh hari pertama bulan
Dzulhijjah. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama
daripada jihad di jalan Allah?" Rasulullah menjawab, “Termasuk lebih utama
dibandingkan jihad di jalan Allah kecuali orang yang berangkat jihad dengan
jiwa dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan sesuatu apapun dari jiwa dan
hartanya karena ia mati syahid di medan jihad” (HR al-Bukhari, Ahmad,
at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Kedua nash
tersebut menggambarkan betapa utamanya 10 hari pertama di Bulan Dzulhijjah.
Bahkan para ulama menjelaskan bahwa malam yang utama adalah 10 malam terakhir
Bulan Ramadhan, dan siang yang utama adalah 10 hari pertama Bulan Dzulhijjah.
Oleh karena itu kaum muslimin diserukan memanfaatkan momen terbaik ini dengan
amal ibadah yang optimal.
Rasul Shalallahu
Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya, ”Beramal saleh di saat sepuluh hari
pertama merupakan amal yang sangat disukai oleh Allah” (HR Imam
Ahmad).
Bagi yang
mendapatkan kesempatan, melaksanakan ibadah haji dan umrah pada hari-hari ini
amalan yang paling utama di bulan Dzulhijjah. Puncak ibadah haji terjadi pada
hari kesembilan: Wukuf di Arafah.
Bagi yang
belum berkesempatan melaksanakan ibadah haji atau umrah disunahkan untuk
berpuasa pada tanggal 1-9 Dzulhijjah. Jika pun seorang muslim belum mampu
menjalankan puasa sunah secara terus menerus pada 9 hari pertama bulan
dzulhijjah maka hendaknya ia memberi perhatian khusus pada tanggal 8 dan 9
dzulhijjah karena disunahkan melaksanakan ibadah puasa sunah tarwiyah dan
arafah.
Puasa
Tarwiyah adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah. Puasa
ini disunnahkan bagi umat Muslim yang tidak melaksanakan ibadah haji, karena
pada hari tersebut jamaah haji sedang melaksanakan salah satu rangkaian puncak ibadah
haji, yaitu Tarwiyah, aktivitas menginap (mabit) di Mina pada 8 Dzulhijjah,
sebelum wukuf di Padang Arafah.
Keutamaan
puasa tarwiyah salah satunya adalah dapat menghapus dosa selama satu tahun. Dalam
sebuah hadits disebutkan Artinya, “Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa
setahun. Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun,” (HR Abus Syekh
Al-Ishfahani dan Ibnun Najar).
Sedangkan
puasa Arafah, puasa yang dilaksanakan bersamaan saat para jamaah haji sedang
melakukan wukuf di Padang Arafah. Waktu puasa tanggal 9 Dzulhijjah atau satu
hari menjelang Idul Adha, dianjurkan bagi mereka yang tidak menjalankan ibadah
haji. Untuk jamaah haji tidak disunahkan berpuasa Arafah.
Bagi yang
menjalankan puasa Arafah akan dihapuskan dosa selama dua tahun, yakni dosa-dosa
kecil. Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya : "Puasa
hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lalu dan akan datang. Dan
puasa Asyura (tanggal 10 Muharam) menghapus dosa setahun yang lalu,"
(HR Muslim no.1162)
Selain itu,
orang yang menjalankan puasa Arafah akan dibebaskan dari segala macam siksa
neraka. "Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba-hamba dari api
neraka, lebih banyak daripada pada Hari Arafah," (HR Muslim).
Pada hadits
lain disebutkan dari Abi Qatadah, berkata suatu ketika Nabi Shalallahu Alaihi
wa Sallam ditanya,” Bagaimana pendapatmu wahai Nabi mengenai puasa hari
Arafah? Nabi menjawab,” Puasa tersebut akan melebur dosa yang lampau maupun
akan datang” (HR. Imam Muslim).
Hari Arafah
juga adalah hari mustajabnya doa sebagaimana disabdakan oleh Baginda Nabi yang
artinya: “Doa yang paling utama adalah doa pada hari Arafah dan sebaik-baik
yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan adalah kalimat tauhid, yaitu
لَا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا
شَرِيْكَ لَهُ
Amal ibadah
lain yang disunnahkan pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah adalah memperbanyak
dzikir (tahlil, tahmid, dan takbir). Hal itu sebagaimana dijelaskan dalam
hadits artinya: “Dari Ibnu Umar dari Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa
Sallam bersabda, Sepuluh hari pertama dalam Dzulhijjah merupakan hari yang
sangat diagungkan dan disenangi oleh Allah, karenanya perbanyak ucapan tahlil,
takbir, tahmid.” (HR Imam Ahmad).
Kaum muslimin
juga dapat melakukan kebaikan – kebaikan lain dalam agama ini dalam sepuluh
hari pertama bulan Dzulhijjah. Rasul Shalallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda
yang artinya:“Sepuluh hari pertama dalam Dzulhijjah merupakan hari yang
sangat disenangi oleh Allah, karenanya beribadahlah pada-Nya, dirikanlah puasa
dan hidupkanlah malam seperti menghidupi Lailatul Qadar” (HR Imam
Tirmidzi).
Khusus pada
tanggal 10 Dzulhijjah, saat Hari Raya Idul Adha tiba, ada beberapa sunah yang
perlu diperhatikan diantaranya :
1.
Menghidupkan Malam Idul Adha
dengan takbir, dzikir, shalawat ataupun shalat malam.
2.
Mandi Sebelum Shalat
Ied
3.
Memakai Pakaian
Terbaik dan Wewangian saat hendak melaksanakan shalat ied
4.
Tidak Makan Sebelum
Shalat Ied
5.
Berangkat ke Tempat
Shalat dengan Berjalan Kaki
6.
Mengumandangkan Takbir
7.
Menyembelih Hewan
Qurban
Menyembelih hewan
qurban adalah amalan utama pada Idul Adha. Bagi yang mampu, dianjurkan untuk
melaksanakan ibadah qurban sebagai bentuk ketaatan dan kepedulian sosial. Bagi
yang akan berkurban, disunnahkan mulai awal Dzulhijjah sampai dengan hewan
kurbannya disembelih untuk tidak memotong rambut dan kukunya sebagaimana hal
itu dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
8.
Memperbanyak do’a
Malam
Hari Raya Idul Adha juga adalah salah satu malam yang mustajab untuk
memanjatkan doa kepada Allah ta’ala sebagaiman ditegaskan oleh Imam Syafi’i
dalam kitab al-Umm yang artinya: Telah sampai berita pada kami bahwa dulu
pernah dikatakan, "Sesunguhnya doa dikabulkan pada lima malam, yaitu malam
Jum'at, malam Hari Raya Idul Adlha, malam Hari Raya Idul Fithri, malam pertama
bulan Rajab dan malam nishfu Sya'ban.
Khatimah
Sepuluh hari pertama Dzulhijjah adalah momen yang sangat
berharga dalam kalender Islam. Umat Islam dianjurkan untuk memanfaatkan
hari-hari ini dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan amal ibadah dan
mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Keutamaan dan keberkahan yang terkandung
dalam sepuluh hari awal Dzulhijjah merupakan kesempatan yang luar biasa untuk
memperbaiki diri, meningkatkan ibadah, dan meraih keridhaan dari Allah Ta’ala.
Posting Komentar untuk "Best Moment in Dzulhijjah"