Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Studiku... Ibadahku.

 Oleh : Weta Nur Rohmah*

Pernah merasa salah ambil jurusan/prodi? Perasaan ini tentu saja terbersit setelah beberapa kali menjalani masa Ospek, ketika dosen mengenalkan mata kuliah di dalamnya, atau akan terasa setelah beberapa kali mengikuti kuliah. Padahal gak pinter main logika dan hitung-hitungan, eh malah masuk jurusan Matematika, misalnya. Hm, itu saya banget.

Entah gimana waktu milih jurusan pas daftar onlen SNMPTN. Saya gak hobi main komputer. Apalagi bikin sistem/software. Yuhu...malah dengan pedenya masuk SI (Sistem Informasi). Salah paham ceritanya. Bapak mengira jurusan itu berhubungan dengan ilmu ‘berkomunikasi’ kan sama dengan ‘informasi’. Mungkin semacam public relation gitu, pikir saya juga. Kok ya ndak kepikiran searching cari tahu dulu tentang jurusan itu dulunya. Kata bapak juga, jurusan itu prospeknya bagus. Lagi banyak dibutuhin sekarang. Kalau yang ini nih emang benar. Tapi masalahnya di saya-nya sendiri. Gaptek iya, gak pinter komputer iya, lemot logika iya, duh apalagi bikin coding program, lha main game aja kalah terus sama adik yang masih SD waktu itu.

Buka komputer atau laptop cuma pas bikin proposal atau surat-surat kegiatan OSIS. Jadinya, bisa dibayangkan bagaimana mak jleb-nya saya saat denger pernyataan teman waktu ditanya alasan nerusin ke jurusan ini. “ Saya ingin melanjutkan belajar di bidang multimedia karena jurusan di SMK dulu di multimedia”, “hm, saya ingin jadi programmer perusahaan besar, jadi analyst” dsb.. duh, kalau saya yang ditanya gitu, mau jawab apa? Salah jurusan? -.- Hayo, ngaku, ada ndak yang merasa seperti itu teman-teman?

Kalau ada, la tahzan, innallaha ma’ana. Jangan khawatir, jangan galau. Stay cool. Ada Allah. Kita punya Allah. Allah, tidak mungkin tidak memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya. Allah sudah mengatur semuanya. Allah adalah sutradara terhebat, penulis skenario hidup yang paling indah. Meskipun kelihatannya salah jurusan, itu adalah bagian dari skenario Allah. Tunggu aja tanggal mainnya. Pasti akan indah pada waktunya.

Yang penting teman-teman harus pintar tebar pesona di hadapan Allah. Gimana Allah mau ngasih kado indah buat kita kalau kita gak patuh sama perintah-Nya? Larangan-Nya malah ditubruk aja, kayak nylonong jalan terus meski jelas ada lampu merah. Ayo tobat J hehe. Biar Allah jadi cinta sama kita. Kalau sudah cinta, apa sih yang enggak buat kita? Tanpa kita ngomong pun, Allah pasti akan menghadiahkan yang terbaik untuk kita.

 

***

A few years later, mahasiswa yang merasa salah masuk jurusan itu kini sudah lulus dengan predikat cum laude. Mendapat penghargaan dari kampus sebagai wisudawan terbaik, lulusan tercepat dan peraih IPK tertinggi. Ia lulus pertama kali bersama 3 orang kawan dari 120 mahasiswa di angkatannya. Bahkan, tiap semester IP nya selalu naik dan terakhir ia mendapat IP 4,00. Dalam waktu 4 bulan, Allah memudahkannya menyelesaikan skripsi.

Bagaimana bisa seorang yang gaptek dan lemot logika meraih bonus-bonus ini? Apa yang mustahil bagi Allah? Jika Allah sudah menetapkan rizki bagi hambanya, siapa yang bisa menghalangi? Bahkan memberikan seperti ini sangat mudah bagi Allah. Jadi ini bukan prestasinya. Karena sungguh ia sadar ia tidak pintar sama sekali. Semata-mata ini adalah kado yang diberikan Allah.

Ternyata Allah mengamanahkan kepadanya untuk membentuk sebuah kerohanian Islam di kampus jurusannya. (Ndak salah jurusan kan J ) Organisasi kecil dan dipandang sepele mungkin, tapi ia berharap organisasi kerohanian itu bisa ikut berjuang menolong agama Allah. Ia juga aktif di masjid sejak masih mahasiswa baru. Alhamdulillah, ketika menginjakkan kaki pertama kali di kampus, Allah telah menuntunnya dan keluarga menuju rumah Allah yang kini menjadi tempat paling istimewa baginya. Sebuah tempat yang mengubah hidupnya 180 derajat.

***

Masih kuingat do’a bapak kala itu, “ Ya Allah, hamba titipkan anak hamba di rumah-Mu ini, bimbing ia dan jadikan ia sebagai pemakmur rumah-Mu “ yang baru kuketahui do’a itu akhir-akhir ini menjelang saya sidang skripsi. Bapak sengaja memberitahu untuk menyemangati saya. Bahkan menjelang yudisium, ketika saya diminta menyampaikan pidato sambutan mewakili yudisi, bapak menelponku.. “ Jangan lupa menyebutkan surat Muhammad ayat 7,. Kamu bisa mendapatkan kemudahan dalam segala urusanmu termasuk kuliah, karena pertolongan Allah. Ya, semata-mata hanya karena Allah. Bukan karena kepandaianmu.” Benar, bapak tahu persis bahwa saya sebenarnya tidak bisa apa-apa dalam bidang jurusan itu. Semua karena pertolongan Allah.

Sementara itu, masih saya ingat juga selentingan-selentingan tentang anak masjid, mereka bilang. “Hm, kok sibuk ngurusi masjid terus, hati-hati lho bisa kena cuci otak, bisa keteteran kuliahnya, gak lulus-lulus baru tahu rasa, hii sereem ”. Teman-teman, pernah denger gosip kayak gitu juga? Hm, gimana jawaban teman-teman?

Waktu dengar gosip-gosip seperti itu, dulu saya hanya diam, tersenyum dan berdo’a dalam hati, “ Ya Allah, hasbunallah wa ni’mal wakiil” dan Alhamdulillah.. kini saya tak perlu menjawab dengan kata-kata. Mereka sudah melihat sendiri kenyataan dari janji Allah. Bahwa aktif di masjid tidak mengganggu aktivitas kuliah. Aktif menolong agama Allah tidak membuat kita gak lulus-lulus, malah sebaliknya Allah akan menolong dan meneguhkan kedudukan bagi siapa saja yang menolong agama-Nya.

Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong agama Allah maka Allah akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad: 7)

Maka niatkan studimu karena Allah. Jadikan sebagai lahan untuk mengajak teman-temanmu dalam kebaikan. Sarana berdakwah. Aktivitas menuntut ilmu agar memudahkan jalan menuju surga. Untuk menolong agama Allah. Belajar ilmu dunia dan ilmu agama. Kuliahmu.. Studimu, ibadahmu.

Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Bukhari & Muslim)

 

*Penulis buku “Catatan Iman”, Pustaka Cahaya Peradaban, 2022.

 

Posting Komentar untuk "Studiku... Ibadahku."