Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kemuliaan Islam


 Tahun 2023 telah berakhir berganti dengan tahun 2024 Masehi.  Beberapa hari yang lalu gegap gempita perayaan pergantian tahun terasa di berbagai lokasi di seluruh dunia, termasuk di negeri – negeri kaum muslimin.

Namun sejumlah daerah ummat Islam bersikap anti mainstream. Warga di daerah tersebut tidak melaksanakan perayaan pergantian tahun sebagai wujud solidaritas pada Palestina. Liputan6.com memberitakan bahwa Lebanon selatan, Irak, dan Suriah tidak melaksanakan perayaan pergantian tahun. Pakistan menyatakan bahwa mereka akan melarang perayaan malam Tahun Baru untuk menunjukkan dukungan pada warga Palestina di Gaza.  Sharjah, sebuah emirat Uni Emirat Arab, juga melarang kembang api pada malam Tahun Baru karena perang di Gaza.

Ada sejumlah versi tentang awal mula perayaan tahun baru masehi, Versi pertama menyebutkan bahwa perayaan tahun baru merupakan tradisi pagan yang dipersembahkan untuk dewa Janus, Dewa Janus adalah dewa pintu gerbang dalam mitologi Romawi yang memiliki dua wajah, satu menghadap ke depan dan satu ke belakang. Dewa Janus dipandang sebagai dewa permulaan dan akhir serta dewa pintu masuk dan keluar.

Versi lain menyebutkan bahwa tahun baru masehi adalah perayaan bagi kaum pagan Romawi Kuno sebagai bagian dari Festival Saturnalia. Sebuah festial untuk menghormati Dewa Saturnus.  Seluruh versi menyebutkan bahwa perayaan tahun baru masehi adalah bagian dari peradaban ghairu Islam.

Oleh karena itu sangat disayangkan adanya keterlibatan kaum muslimian dalam berbagai perayaan pergantian tahun. Padahal Ummat Islam adalah ummat terbaik di sisi Allah ta’ala. Tidak layak mengikuti tradisi kaum lain, bahkan selayaknya ummat islam menyebarkan dan mengajak ummat lain mengikuti peradaban Islam.

 

Kemuliaan Islam

Islam adalah agama yang sempurna. Tiada kebaikan kecuali diajarkan dan tiada keburukan kecuali diperingatkan. Allah ta’ala menerangkan jalan-jalan yang mengantarkan manusia menuju bahagia dan mulia. Sebagaimana Allah juga menjelaskan jalan-jalan yang menjerumuskan ke dalam kesengsaraan dan kehinaan.

Allah ta’ala telah menetapkan ummat Islam sebagi ummat terbaik sebagaimana firman-Nya,” Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” (TQS. Ali Imran : 110)

Generasi terbaik di masa awal Islam adalah standar generasi ideal untuk paramater generasi Islam kapanpun sampai akhir zaman. Keunggulan mereka bisa kita pelajari dari riwayat hadits dan kisah-kisahnya dari tinta emas para ‘Ulama dari berbagai kitab.

“Dan orang-orang yang terdahulu dan pertama-tama yaitu kaum Muhajirin dan Anshar, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, maka Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Dan Allah telah siapkan untuk mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal berada di dalamnya. Dan itulah kemenangan yang sangat besar. (TQS. at-Taubah: 100)

Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya,“Sebaik-baik manusia adalah di masaku, kemudian sesudah mereka, kemudian yang setelahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Keunggulan mereka yang Allah sebutkan pada ayat tersebut adalah mereka adalah Ummat yang senantiasa mengajak pada kebaikan ajaran Islam dan mencegah segala kemungkaran.

Berbagai persoalan yang terjadi pada muslimin hari ini telah berlangsung lama, hingga banyak dari muslimin yang tidak tahu bagaimana caranya kembali menjadi generasi terbaik. Karena muslimin telah meninggalkan dua pegangan utama sebagai panduan kehidupan. Yaitu Al Qur’an dan Al Hadits.

Rasul Shalallahu Alaihi wa Sallam telah mengingatkan,“Aku telah tinggalkan kepada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.” (HR. Malik; Al-Hakim, Al-Baihaqi).

Ketika panduan utama ditinggalkan maka sebagian besar muslimin telah kehilangan ruh kehidupannya dan terseret arus peradaban jahiliah hingga terjerumus pada kesesatan yang sangat jauh. Tetapi sebagian lainnya berusaha untuk bangkit, tetapi salah mengambil ruh kehidupannya orang-orang musyrik.

Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Janganlah kamu menumpang cahaya orang-orang Musyrik” (HR. Imam Ahmad dan anNasai dari Anas r.a.).

Menurut Imam Ibnu al-Athir dalam kitabnya an-Nihayah fi Gharibil-Hadith; maksud hadis ini ialah “Yakni; janganlah kamu bermusyawarat dengan mereka dan janganlah mengambil pandangan-pandangan mereka. Rasulullah menjadikan cahaya sebagai pemisalan bagi pandangan/pendapat …”.

Arti pandangan hidup adalah pandangan pemikiran, ruh kehidupan, semangat kehidupan. Maka hadits tersebut juga bisa bermakna “janganlah kalian mengambil semangat kehidupannya orang-orang musyrik”.

Semangat kehidupan adalah ruh yang menghubungkan setiap aktifitas kita dengan Sang Pencipta. Apabila muslimin mengambil semangat kehidupan orang-orang musyrik maka akan menyimpang jauh dari aqidah Islam. Pandangan hidup yang menjadi ruh kehidupannya orang-orang musyrik bisa menjerumuskan kaum muslimin untuk mengikuti jalan hidup mereka sejengkal demi sejengkal.

Sesungguhnya Allah telah memberikan ruh kehidupan yang terbaik, yaitu aqidah Islam. Sehingga semangat hidup setiap muslim harus dibangun dari ruh kehidupan yang Islami. Sebagaimana Allah telah meridloi Islam sebagai Dien (jalan hidup) untuk setiap muslim.

Allah ta’ala berfirman yang artinya, “.....Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.....” (QS. Al Maidah :3)

Semangat hidup setiap mukmin adalah sebuah ruh perniagaan dengan Allah, yang pasti akan menguntungkan dunia dan Akhirat. Sebagaimana tawaran Allah pada orang-orang yang beriman.

Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga 'Adn. Itulah kemenangan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman. (TQS. Ash Shaff : 10-13)

Semangat kehidupan adalah ruh yang mencerminkan nilai hidup seseorang. Ruh kehidupan adalah nilai kualitas diri seseorang. Bagaimana segala aktifitasnya dituntun oleh hubungannya dengan Tuhannya. Sehingga apabila aktifitas hidup seseorang tidak ada keterkaitan dengan Tuhannya maka sudah pasti dituntun oleh setan yang menjerumuskannya.

Allah ta’ala berfirman,”Dan Sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah. (TQS. Al A’raf : 179)

Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,“Sesungguhnya Allah akan memuliakan dengan Kitab ini beberapa kaum dan akan merendahkan sebagian kaum yang lain dengannya pula.” (HR. Muslim)

Semoga kita senantiasa diberikan Allah ta’ala istiqomah dalam keimanan, ditetapkan kesabaran, dikuatkan untuk mengikuti kebenaran dan menjauhi kebatilan. Serta diberikan ampunan-Nya dan syafaat Rasul-Nya. Aamiin ya robbal alamin.

Sumber gambar ; unsplash.com

Posting Komentar untuk "Kemuliaan Islam"