PEDULI PALESTINA
Sejak serangan 07 Oktober 2023, setidaknya 41.272 jiwa menjadi syuhada, lebih dari 95.551 luka-luka. Hampir 70% korban adalah anak-anak dan perempuan.
Itulah situasi
terkini saudara muslim kita di Palestina. Berbagai penderitaan silih berganti
menyapa mereka sejak israel menyerang Palestina. Termasuk problem air bersih.
Lebih dari 2,2 juta jiwa hidup terlunta-lunta. Sekarang kelaparan, krisis
medis, air bersih dan tempat berlindung menghantam raga mereka setiap harinya.
Tak bisa dibayangkan
bagaimana mereka bertahan selama hampir genap satu tahun Genosida sejak 07
Oktober 2023 lalu.
Bagaimanakah
dengan kita ? Masihkah kita peduli dengan saudara seaqidah kita di tanah Palestina
? Atau kita mulai melupakan urusan ini ? Atau bahkan boring mendengar berita ini ?
Palestina selalu menjadi bagian penting dari sejarah dan hati
umat Islam di seluruh dunia. Palestina memiliki tempat yang istimewa dalam
Islam. Baitul Maqdis, atau Masjid Al-Aqsa, merupakan salah satu dari tiga
masjid yang disucikan dalam Islam.
Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya:
“Tidaklah seseorang melakukan perjalanan
kecuali menuju tiga masjid: Masjidil Haram, Masjidku ini (Masjid Nabawi), dan
Masjid Al-Aqsa.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hal ini menegaskan betapa
pentingnya Palestina, khususnya Al-Quds, dalam keyakinan dan sejarah Islam.
Di sisi lain Allah
ta’ala dan Rasul-Nya menegaskan bahwa orang-orang mukmin itu bersaudara. Allah ta’ala
berfirman, “Sesungguhnya orang-orang
beriman itu bersaudara.” (Terjemah QS. al-Hujurat: 10). Rasulullah saw
bersabda, “Seorang muslim itu bersaudara
dengan muslim yang lainnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Oleh karena itu,
persaudaraan karena agama atau iman yang sering diisebut dengan Ukhuwwah Islamiyah itu hukumnya
wajib bagi setiap muslim.
Islam
menginginkan agar persaudaraan karena iman itu tidak berhenti sebatas ucapan,
namun harus diwujudkan secara nyata dalam sikap dan perbuatan. Dorongan yang
mewujudkan semua itu adalah iman. Karena iman sebagaimana didefinisikan oleh
para ulama adalah keyakinan dalam hati (tashdiiqun bil qalbi), yang diucapkan
dengan lisan (iqraarun bil lisan), dan diwujudkan dengan perbuatan (amalun bil
jawaarih).
Ukhuwwah
Islamiyah yang terbentuk karena iman itu wajib diwujudkan dengan sikap dan
perbuatan nyata berupa solidaritas terhadap saudaranya muslim lainnya yang
menderita, mencintainya, menolongnya, peduli dan berempati terhadap
penderitaannya, membelanya, dan sebagainya. Inilah manifestasi dari ukhuwah
Islamiyah yang diperintahkan oleh Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Allah ta’ala mengingatkan kita tentang pentingnya bersatu dan
saling membantu: “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara. Karena itu
damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu
mendapat rahmat.” (TQS. Al-Hujurat: 10). Ayat ini menggarisbawahi kewajiban
kita untuk mendukung dan membantu saudara-saudara kita yang sedang mengalami
kesulitan, termasuk mereka yang berada di Palestina.
Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam juga menekankan
pentingnya tolong-menolong dalam Islam. Beliau bersabda yang artinya : “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam
cinta-mencintai, kasih-mengasihi, dan sayang-menyayangi bagaikan satu tubuh.
Apabila salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan merasa sakit.”
(HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis di atas mengingatkan kita bahwa penderitaan yang
dialami oleh saudara-saudara kita di Palestina adalah penderitaan kita juga,
dan kita harus berusaha untuk membantu mereka dengan segala kemampuan yang kita
miliki. Menguatkan satu sama lain berarti membantu
saudaranya muslim yang menderita dan membela saudaranya musliml yang tertindas
dan terzalimi. Inilah solidaritas dan ukhuwah islamiah yang terwujud karena
iman.
Seperti
itulah seharusnya persaudaraan dan solidaritas umat Islam terhadap saudaranya.
Semua umat Islam di seluruh dunia harus merasa layaknya satu tubuh. Maka,
penderitaan yang dialami oleh umat Islam Palestina, seharusnya dirasakan pula
oleh umat Islam lainnya. Semua itu tidak lain karena dorongan iman mereka.
Persaudaraan mereka ini terjalin karena iman. Dengan persaudaraan ini, maka
lahirlah sikap solidaritas untuk saudaranya yang menderita karena ditindas dan
dizalimi oleh musuh-musuh Islam sebagaimana yang dialami oleh umat Islam
Palestina saat ini.
Nabi
Shalallahu Alaihi wa Sallam mengaitkan keimanan dengan solidaritas Islam. Nabi Shalallahu
Alaihi wa Sallam bersabda, “Tidak
beriman (dengan sempurna) salah seorang di antara kalian sebelum dia mencintai
saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan
Muslim). Mencintai saudaranya berarti merasa empati kepada saudaranya yang
menderita, merasakan penderitaannya, membelanya dan membantunya.
Bahkan
Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam mengecam orang yang tidak mau peduli
dengan penderitaaan saudaranya muslim dengan sabdanya, “Barangsiapa yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin maka dia
tidak termasuk golongan mereka.” (HR. Ath-Thabrani).
Begitulah
kewajiban bersolidaritas terhadap sesama muslim sebagaimana yang diperintahkan
oleh Allah ta’ala dan Rasul-Nya. Maka sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk
bersolidaritas terhadap saudara-saudara kita yang menderita dengan ikut
merasakan penderitaannya, peduli dan empati terhadapnya, menolong memenuhi
kebutuhannya, dan membelanya. Begitu pula mencintai apa yang mereka cintai dan
membenci apa yang mereka benci. Inilah bukti iman dan ukhuwah Islamiah yang
diwajibkan oleh Allah ta’ala dan Rasul-Nya.
Khatimah
Rasul
Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya, “Barangsiapa
di antara kamu melihat kemungkaran hendaklah ia mencegah kemungkaran itu dengan
tangannya. jika tidak mampu, hendaklah mencegahnya dengan lisan, jika tidak
mampu juga, hendaklah ia mencegahnya dengan hatinya. Itulah selemah-lemah
iman.”(HR.
Muslim)
Apa yang
dilakukan Penjajah Israel terhadap Palestina adalah kemungkaran yang besar
karena dilakukan oleh sebuah negara. Seorang muslim hendaknya terlibat untuk
berkontribusi memerangi kemungkaran. Bagi yang memiliki kekuatan / kekuasaan
(tangan) maka hendaknya menggunakan kekuasaan tersebut untuk membela Palestina.
Sebagaimana para pemimpin negeri – negeri muslim yang pada mereka Allah ta’ala
mengamanahkan kekuasaan, maka hendaknya mereka menggunakan kekuasaannya itu
untuk membela Islam dan kaum muslimin, termasuk di Palestina.
Bagi yang tidak
memiliki kekuasaan dapat membantu dengan lisan atau tulisan untuk membangun
opini mendukung perjuangan rakyat palestina, dan bukan membangun opini
melemahkan perjuangan dan dukungan ummat islam terhadap saudaranya di
Palestina.
Bagi seorang
muslim setidaknya ia membenci kemungkaran yang dibuat oleh kaum yahudi israel
tersebut, sehingga setidaknya mendukung perjuangan dengan doa untuk kemenangan
Islam dan Kaum Muslimin, khususnya yang ada di Palestina. Serta mendoakan
kehancuran negara yahudi tersebut.
Posting Komentar untuk "PEDULI PALESTINA"