Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PEMUDA HARAPAN UMMAT

Pemuda didefinisikan sebagai seseorang yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 sampai 30 tahun. Generasi muda adalah harapan masa depan suatu ummat atau bangsa. Generasi yang unggul akan memberi harapan yang baik bagi Ummatnya, sebaliknya generasi yang kacau akan memberi harapan yang buruk bagi Bangsanya.  

Namun sayangnya orientasi dan cita – cita generasi masa kini mulai bergeser. Di masa lalu kebanyakan remaja bercita – cita menjadi dokter, pilot, diplomat, guru, tentara, insinyur bahkan presiden. Harapan besar untuk mendapatkan posisi mulia dan berkontribusi untuk masyarakat.

Namun generasi hari ini lebih condong bercita – cita menjadi Youtuber, Selebgram, Vlogger dan semacamnya. Mereka lebih tertarik dengan ketenaran dan harta yang bisa didapat secara instan. Tertarik dengan flexing, pamer harta ke publik, bahkan bagi kalangan yang tidak memiliki harta ! Pengaruh Kapitalisme telah mengakar kuat di generasi masa kini. Pengaruh Liberalisme melalui 7 F nyata adanya.

Food. Remaja masa kini lebih suka fast food dengan merk barat dan meninggalkan makanan tradisional yang lebih terjamin mutu dan kandungan gizinya. Padahal fast food ala barat kandungannya ditengarai menyebabkan obesitas bagi yang mengkonsumsi, plus sebagian merk makanan tersebut berkontribusi / memberikan keuntungannya pada kaum zionis israel yang menjajah Palestina.

Film. Akses Informasi dan komunikasi yang mudah di masa kini memberi dampak bagai pisau bermata dua. Satu sisi membantu mempercepat urusan, namun sisi lain telah menyebabkan tersebarnya film – film yang tidak layak tayang. Rendah kualitas. Hanya menawarkan hiburan, minim unsur edukasi. Bahkan mengajarkan kekerasan, pornografi, percintaan dan sejenisnya. Tontonan ini banyak mempengaruhi pola pikir dan gaya hidup remaja kita.

Faith. Media telah digunakan untuk menciptakan tokoh – tokoh tiruan yang digambarkan hebat, kuat, berkuasa, ganteng/cantik, jenius dan serba bisa.  Ummatpun terlena dan lebih mengenal nama pesepakbola, artis, bintang film dan semacamnya. Begitu terkesannya hingga mereka menangis saat bertemu idolanya. Bahkan mentoleransi saat idolanya melakukan kesalahan. Mereka tetap setia menjadi fans walau idolanya terjerat kasus narkoba, seks bebas dan semacamnya. Standar baik-buruk, benar-salah ambruk ! Sebagian generasi muda hari ini tidak mengidolakan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam sebagai uswatun hasanah.

Free Thinking. Doktrin membebaskan pemikiran manusia dari tirani agama terus dipropagandakan. Seolah – olah manusia hidup di ruang kosong yang bebas berpikir tanpa batas standar benar salah. Hal ini telah menyebabkan pendangkalan aqidah ummat sehingga melahirkan orang – orang ateis, agnostik (percaya Tuhan tapi tidak beragama), ataupun sekuleris (memisahkan agama dari urusan kehidupan). Padahal Islam membolehkan manusia berpikir tentang apa saja, asalkan dengan standar yang benar, yakni aqidah Islam.

Fashion. Kita masih ingat fenomena Citayam Fashion Week (CFW) yang berada di daerah Citayam, di mana para pemuda putus sekolah dengan asyik menghabiskan waktu dengan nongkrong di jalan sembari memamerkan aneka pakaian yang mereka kenakan. Karena asyiknya, ditawari untuk sekolah pun menolak. Mereka memilih untuk menjadi konten kreator atau youtuber, harapannya bisa mendapat banyak uang dengan mudah. Fashion dan flexing telah menjadi visi sebagian generasi muda masa kini.

Finansial. Time is Money, begitulah pepatah barat yang populer di masyarakat. Seakan hidup hanya untuk mencari uang. Pemilik harta (capital) begitu dihormati di masyarakat kapitalis. Mereka dianggap lebih mulia daripada pemilik ilmu (ulama). Akibatnya generasi muda muslim lebih termotivasi dalam urusan mencari harta daripada mencari ilmu ataupun amal sholih lain. Bahkan tujuan mencari ilmu-pun (sekolah) ujungnya supaya mudah mencari harta (pekerjaan).

Friction. Kebanggaan semu ditiupkan di tengah – tengah kaum muslimin. Mereka bangga berlebihan dengan kelompoknya, baik kelompok karena kesukuan, ras, asal daerah, klub olah raga, asal sekolah dan lain – lain. Kebanggaan berlebihan ini menjadi sebab mudah bangkitnya gharizatul baqa (naluri membela diri) individu muslim, yang ironisnya bangkit dengan alasan yang salah. Pemuda dan remaja yang semangatnya masih membara mudah tersulut emosinya. Bahkan para remaja di kota – kota besar bisa terlibat tawuran hanya karena saling memandang. Mereka dengan enteng saling gebuk tanpa peduli bahwa mereka adalah sesama muslim, dan setiap muslim sesungguhnya saling bersaudara.

 

Pemuda Agen Perubahan

Allah Ta’ala berfirman dalam QS. An-Nisa 4:9 yang artinya : “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”.

Maka berbagai masalah pada generasi masa kini harus segera dituntaskan. Hal utama yang harus dilakukan adalah mengajak mereka kembali pada agamanya, lebih dekat dengan ajaran Islam. Pemahaman agama yang kuat adalah kunci membentuk karakter dan moral generasi muda. Memahami nilai – nilai Islam, etika dan akhlaq islami adalah adalah langkah awal untuk mengatasi problematika generasi muda, demi tumbuhnya masa depan ummat yang cemerlang. Hal ini juga mencakup pemahaman tentang taubat, bahwa sebesar apapun kesalahan yang pernah diperbuat, sesungguhnya Allah ta’ala adalah Tuhan Yang Maha Pengampun. Dia senantiasa memberi kesempatan hamba-Nya untuk memperbaiki diri.

Sungguh 10 Sahabat Nabi yang paling awal masuk Islam sekaligus dijamin masuk surga oleh Nabi rerata masih berusia muda. Umar bin Khattab 27 tahun, Utsman bin Affan 34 tahun, Ali bin Abi Thalib 10 tahun, Thalhah bin Ubaidillah 14 tahun, Zubair bin Awwam 16 tahun, Saad bin Abi Waqqash 17 tahun, Said bin zaid 15 tahun, Abu Ubaidah bin Jarrah 27 tahun dan Abdurahman bin Auf 30 tahun.

Usia tertua generasi terbaik dari para sahabat adalah 37 tahun (usia Abu Bakar). Hanya ada dua orang yang usianya di atas 30 tahun; Abu Bakar dan Utsman. Sementara Abdurahman bin Auf tepat berusia 30 tahun. Adapun yang lainnya adalah pemuda dan remaja yang masih berusia belia.

Generasi ini adalah generasi yang dibina Rasul Shalallahu Alaihi wa Sallam dengan pemahaman agama yang baik, aqidah dan pemikiran Islam yang kuat dan senantiasa terikat pada syariat. Menjadikan generasi yang memiliki keberanian dan komitmen untuk berjuang bersama Rasul Shalallahu Alaihi wa Sallam dalam merubah masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat Islam yang gemilang.

Wallahu a’lam bi ashowab.

Posting Komentar untuk "PEMUDA HARAPAN UMMAT"