Tiga Bentuk Kesabaran
Allah ta’ala
memerintahkan kepada semua muslim untuk bersabar dalam menjalani kehidupan di
dunia. Sering kali manusia diberikan ujian, tetapi ujian yang diberikan
sebenarnya tidak terlepas dari batas kemampuan umatnya. Selain itu, umat muslim
juga dianjurkan untuk bertakwa kepada Allah.
Sabar secara
bahasa berarti al habsu yaitu menahan
diri. Sedangkan secara syar’i, sabar adalah menahan diri dalam tiga perkara :
(1) ketaatan kepada Allah, (2) hal-hal yang diharamkan, (3) takdir Allah yang
dirasa pahit (musibah). Inilah tiga bentuk sabar yang biasa yang dipaparkan
oleh para ulama.
1. Sabar dalam Menjalankan
Ketaatan kepada Allah
Sabar pertama yang wajib
dimiliki seorang muslim adalah sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah ta’ala. Ibadah tidak selalu mudah
untuk dilaksanakan, karena membutuhkan konsistensi, waktu, tenaga, bahkan
pengorbanan. Oleh karena itu, orang beriman dituntut agar tidak malas, tidak
menunda, dan tidak meninggalkan kewajiban.
Sabar dalam
menjalani perintahkan Allah ta’ala, dan segala ibadah yang dibebankan, serta kesulitan yang dihadapi
tatkala menegakkan perintah-perintah-Nya. Sabar dalam hal ini adalah level
tertinggi dalam tingkatan kesabaran. Seorang mukmin bersabar ketika melakukan
ketaatan, yakni dengan sebaik mungkin mengikuti tuntunan Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam. Karena sabar adalah penolong umat muslim.
Sebagaimana
firman Allah ta’ala dalam QS. Al-Baqarah ayat 153, yang berbunyi:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا
بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah:153)
Salah satu contoh perilaku
sabar dalam menjalankan ketaatan adalah tetap menjaga shalat lima waktu
meskipun dalam keadaan sibuk atau lelah. Shalat membutuhkan kedisiplinan, dan
kesabaran sangat diperlukan agar tetap terjaga sepanjang hidup. Dengan terus
melaksanakan shalat, seorang muslim membuktikan keteguhan imannya.
Kegiatan menuntut ilmu juga
menjadi contoh perilaku sabar dalam ketaatan. Seorang muslim harus sabar
belajar Al-Qur’an, hadits, maupun ilmu agama meski
harus meluangkan waktu di tengah kesibukan. Sabar belajar akan membuahkan
pahala yang besar, karena menuntut ilmu adalah ibadah.
Tidak hanya itu, contoh
perilaku sabar juga dapat ditemukan pada orang yang tetap istiqamah dalam
berdakwah. Menyampaikan kebenaran seringkali dihadapkan dengan penolakan,
tetapi orang sabar tidak mudah menyerah. Ia tetap berusaha dengan cara yang
bijaksana dan penuh kasih sayang.
Dengan demikian, sabar dalam
ketaatan menuntut konsistensi dan pengendalian diri. Seorang muslim yang mampu
menjaga sabar dalam ibadah akan mendapatkan kekuatan mental sekaligus kedekatan
yang lebih erat dengan Allah ta’ala.
2. Sabar dalam Menjauhi
Larangan Allah
Jenis sabar berikutnya adalah
sabar dalam menjauhi larangan Allah ta’ala. Dalam kehidupan, seorang
muslim seringkali dihadapkan pada godaan untuk melakukan perbuatan dosa.
Menahan diri agar tidak terjerumus membutuhkan kekuatan iman yang kokoh.
Setiap saat
seorang muslim pasti selalu mendapat godaan dari makhluk yang terlihat nyata
atau pun makhluk yang ghaib untuk melakukan maksiat. Baik itu perbuatan dosa kecil maupun besar,
seorang muslim harusnya sabar untuk menahan diri. Dosa-dosa yang tidak sengaja
dilakukan seperti melihat yang tidak seharusnya dilihat dan menggunjing orang
lain termasuk perbuatan yang harusnya dihindari.
Sebaiknya,
berperilakulah selayaknya yang diperintahkan oleh Allah ta’ala. Sebab,
balasan dari Allah pasti benar. Seperti firman Allah dalam QS. Az-Zumar ayat 10, yang berbunyi:
قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا
رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ
اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Artinya: Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada
Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan
bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah
Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS.
Az-Zumar: 10)
Salah satu contoh perilaku
sabar dalam menjauhi larangan adalah menahan amarah. Islam sangat menganjurkan
umatnya agar tidak cepat marah, karena amarah bisa menjerumuskan pada dosa.
Orang yang sabar akan mengendalikan diri, memilih diam, atau berwudhu ketika
emosi memuncak.
Selain itu, menjaga lisan juga
merupakan contoh perilaku sabar. Seorang muslim yang sabar tidak akan mudah
mengucapkan kata-kata kasar, menyebarkan gosip, atau menyakiti hati orang lain
dengan perkataan. Kesabaran menjaga lisan menjadi tanda ketinggian akhlak
seorang muslim.
Godaan harta dan duniawi juga
membutuhkan contoh perilaku sabar. Misalnya, seorang pedagang yang memilih
jujur meski keuntungannya kecil. Ia menahan diri dari praktik curang atau riba
yang dilarang Allah. Kesabaran dalam hal ini menunjukkan ketaatan kepada
syariat.
Tidak kalah penting, contoh
perilaku sabar juga tampak pada seorang muslim yang mampu menjaga pandangan
dari hal-hal yang haram. Menundukkan pandangan ketika melihat sesuatu yang
diharamkan adalah bentuk ketaatan yang hanya bisa dilakukan dengan kesabaran.
Dari uraian ini, jelas bahwa
sabar dalam menjauhi larangan Allah bukanlah perkara mudah. Tetapi, orang yang
sabar akan mendapatkan perlindungan dari Allah dan pahala yang besar karena
berhasil melawan hawa nafsu.
3. Sabar dalam Menghadapi
Musibah
Jenis sabar terakhir adalah
sabar dalam menghadapi musibah. Hidup tidak selalu berjalan sesuai harapan, dan
setiap orang pasti akan diuji dengan kesedihan, kehilangan, maupun penderitaan.
Pada saat inilah, seorang muslim harus menunjukkan kesabaran yang sejati.
Seperti yang
telah diketahui takdir Allah ada dua macam, yaitu takdir yang menyenangkan dan
yang tidak menyenangkan (musibah). Bagi siapa pun yang mendapat takdir baik,
maka hendaklah bersyukur. Tapi bagi yang sedang menghadapi musibah, maka
hendaklah bersabar.
Nasihat
bersabar dari Rasul saat menghadapi musibah dapat dipelajari dari hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Beliau Shalallahu Alaihi wa
Sallam berkata:
Artinya: “Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah
melewati seorang wanita yang sedang menangis di sisi kuburan. Lalu beliau
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, (Bertakwalah pada Allah dan
bersabarlah). Kemudian wanita itu berkata, (Menjauhlah dariku. Sesungguhnya
engkau belum pernah merasakan musibahku dan belum mengetahuinya). Kemudian ada
yang mengatakan pada wanita itu bahwa orang yang berkata tadi adalah Nabi
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Kemudian wanita tersebut mendatangi pintu
(rumah) Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Kemudian dia tidak mendapati
seorang yang menghalangi dia masuk pada rumah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam. Kemudian wanita ini berkata, (Aku belum mengenalmu). Lalu Nabi
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, (Sesungguhnya namanya sabar adalah
ketika di awal musibah).” (HR. Bukhari)
Contoh perilaku sabar dalam
menghadapi musibah adalah menerima dengan ikhlas ketika kehilangan orang yang
dicintai. Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam mencontohkan bagaimana beliau
tetap sabar ketika anak-anaknya wafat, karena yakin bahwa semua milik Allah
pasti akan kembali kepada-Nya.
Selain itu, contoh perilaku
sabar juga terlihat ketika seseorang ditimpa penyakit. Alih-alih mengeluh,
seorang muslim yang sabar akan memperbanyak doa, berobat, dan tetap bertawakal
kepada Allah. Ia percaya bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya dan menjadi
penghapus dosa.
Dalam masalah ekonomi, contoh
perilaku sabar adalah tetap bekerja keras meski dalam kondisi kekurangan.
Seorang muslim tidak boleh putus asa, melainkan terus berusaha mencari rezeki
yang halal sambil meyakini bahwa Allah akan mencukupkan kebutuhan hambanya.
Bagi mereka yang mengalami
kegagalan, contoh perilaku sabar adalah tidak berputus asa, melainkan bangkit
kembali dengan semangat baru. Kegagalan justru menjadi pelajaran berharga yang
mendekatkan diri kepada Allah.
Bahkan, contoh perilaku sabar
juga bisa terlihat dalam menghadapi hinaan atau perlakuan tidak adil. Seorang
muslim yang sabar akan memilih menahan diri, tidak membalas dengan keburukan,
melainkan berdoa dan menyerahkan urusannya kepada Allah.
Kesabaran dalam menghadapi
musibah membuktikan bahwa seorang muslim memiliki iman yang kuat. Allah ta’ala menjanjikan pahala tanpa batas
bagi orang-orang yang sabar, sebagaimana disebutkan dalam QS. Az-Zumar ayat 10.
Khatimah
Sabar adalah sifat yang sangat mulia dan utama. Keutamaan
sifat sabar ini banyak disebutkan dalam Al-Qur’an, hadits, dan penjelasan
para ulama. Menurut Al-Ghazali, setidaknya ada sekitar tujuh puluh lebih
keterangan Al-Qur’an terkait keutamaan sabar, anjuran sabar, dan ganjaran yang
akan diperoleh bagi orang yang senantiasa menjaga kesabaran. Sabar bukan perkara yang mudah untuk dilakukan. Akan tetapi, Allah akan
memberikan ganjaran yang setimpal bagi orang-orang yang sabar. Sebab, Allah
sangat mencintai orang-orang yang sabar.
Wallahu a’lam bi ashowab
Posting Komentar untuk "Tiga Bentuk Kesabaran"